Tanaman Taiwan Masuk ke Kancah Internasional
Mata air Longyan Yiquan berada di depan pintu masuk pendakian di bagian utara Gunung Shoushan, airnya akan terus mengalir pada saat musim hujan. Huang Ya-ting menjelaskan jika air hujan yang jatuh pada batu karang tinggi, saat berhadapan dengan lapisan bawah tanah yang kedap air, maka air akan keluar dari rongga batu. Pada masa Dinasti Qing, pemandangan unik tersebut terpilih masuk ke dalam “Delapan Pemandangan Unik Fengshan” (Pada zaman Dinasti Qing, Gunung Shoushan dikategorikan masuk dalam kawasan Kabupaten Fengshan).
Tidak lama setelah berjalan di jalan setapak, akan terlihat monyet Taiwan duduk di tangga batu sembari bermain, menggaruk, atau bercanda satu sama lain. Huang Ya-ting memaparkan, “Mengamati monyet adalah hal yang menarik, dan tidak membosankan.” Ia dan tim pendidikan lingkungan juga menulis materi pengetahuan tentang monyet Taiwan di akun Facebook, menjelaskan ragam ekspresi monyet yang mencerminkan emosinya. Ia mengingatkan, jika monyet Taiwan memiliki banyak zoonosis (penyakit pada hewan yang dapat ditularkan kepada manusia secara langsung atau ditularkan melalui serangga), oleh karena itu, pengunjung diminta untuk tidak memberi makan atau bersentuhan dengan monyet. Jika ada monyet kecil yang melompat ke badan manusia, juga tidak perlu panik atau berteriak, cukup berjongkok perlahan ke samping pohon sekitar, maka mereka akan melompat kembali ke atas pohon.
Status monyet Taiwan dalam dunia internasional berawal dari pengiriman kembali spesimen monyet ke British Museum oleh Konsul Inggris pertama di Taiwan, Robert Swinhoe, setelah melalui perbandingan dan dipastikan sebagai spesies unik Taiwan. Selain itu, tanaman Chinese yam (Dioscorea doryphora) dan dye fig (Ficus tinctoria) yang kerap terlihat di Gunung Shoushan, juga dikumpulkan olehnya dan dikirim kembali ke The Royal Botanic Gardens, Kew untuk dikoleksi. Selama berada di Taiwan, Robert Swinhoe telah mengumpulkan lebih dari 200 jenis tanaman, lebih dari 200 spesies unggas, lebih dari 400 spesies serangga, siput dan kerang, membuka studi penelitian sejarah alam Taiwan.
Salah satu kolektor lain yang berhasil mengumpulkan banyak koleksi adalah Augustine Henry dari Inggris. Saat masih bertugas sebagai dokter di bea cukai Takow, Augustine Henry mengoleksi 94 jenis tanaman dari Gunung Shoushan, termasuk tanaman konnyaku Taiwan, yang masa berbunganya sangat singkat dan sulit dikoleksi. Nama ilmiah tumbuhan ini menggunakan namanya, sementara terjemahan dalam bahasa Mandarin menggunakan “Konjak gaya Henry” (Konjak adalah nama lain untuk tanaman konnyaku). Saat bunga mekar di bulan April-Mei, akan mengeluarkan bau yang tidak sedap, sehingga dapat menarik serangga dan lalat untuk membantu penyerbukan (entomofili).
Berjalan di jalan setapak bagian utara Gunung Shoushan, bagaikan sebuah perjalanan menembus waktu. Huang Ya-ting memandu perjalanan, mengajak kami melihat ragam tanaman dan kisah di era masa itu. Pohon beringin China (Ficus micro carpa) di Gunung Shoushan telah ada sejak Dinasti Qing, yang juga merupakan spesies pohon dominan di Gunung Shoushan. Ketika akar udara yang bergelantungan menyentuh tanah, maka akan terbentuk akar pilar, bagian ujung akar akan mengeluarkan asam rizoid, yang mampu menembus batu gamping yang tebal. Dengan akar udara, pohon beringin China terus memperluas areal pertumbuhannya, sehingga juga dinamakan “Pohon berjalan”. Selain itu, naturalis Barat Charles Wilford juga mengumpulkan tanaman Naves’ ehretia (Ehretia resinosa), yang berciri khas bunga kecil berwarna putih dengan kulit pohon yang tebal, pada masa lalu tanaman ini adalah sumber kayu bakar bagi penduduk setempat. Sementara yang tumbuh menjulang tinggi, bergoyang dan berderak saat ditiup angin adalah bambu duri, yang juga menjadi asal usul penggunaan kata Takow untuk penyebutan nama setempat. Di masa lalu, suku adat asli Makatao menggunakan bambu duri sebagai pagar untuk mencegah serangan dari bajak laut.
Namun setelah Gunung Shoushan menjadi taman alam nasional, warga sepenuhnya dilarang melakukan penebangan atau pemangkasan tanaman, untuk dapat melestarikan sumber daya alam.
Batu karang dataran tinggi di Gunung Shoushan, menjadi bukti sejarah mengenai kondisi terangkatnya kerak bumi di Taiwan.