Taijiang: Surga Burung Air
Burung black-faced spoonbill semula menurut statistik dunia hanya tersisa 288 ekor, berkat upaya keras perlindungan satwa mancanegara, hingga sekarang menurut sensus internasional sudah mencapai 6.603 ekor, sedangkan Taiwan adalah habitat utama mereka untuk melewati musim dingin setiap tahun, jumlah burung black-faced spoonbill yang terhitung pada tahun 2023 tercatat ada 4.228 ekor mencakup 2/3 dari total seluruh dunia.
Tai Tzu-yao, Sekjen Yayasan Konservasi Burung Black-faced Spoonbill Taiwan mengatakan, “Lingkungan laguna Taijiang meliputi area intertidal, laguna, tasik, kolam akuakultur dan dataran garam, semua merupakan habitat ideal bagi burung akuatik. Apalagi Taiwan berada di jalur migrasi burung akuatik Asia Timur, sehingga banyak burung akuatik dalam perjalanan migrasi akan singgah untuk beristirahat atau melewati musim dingin, kawasan ini tidak hanya disukai burung black-faced spoonbill saja, melainkan adalah surga bagi semua burung akuatik.”
Philip Kuo, Ketua Pengurus Tetap Yayasan Pengamat Burung Tainan yang sudah meneliti burung black-faced spoonbill selama puluhan tahun, bercerita kepada kami bahwa pencinta burung di Taiwan selatan semua mengetahui burung black-faced spoonbill adalah burung migrasi musim dingin yang tetap, yang selalu mampir setiap tahun, sampai tahun 1988 ketika Yayasan Pengamat Burung Hong Kong mengumumkan jumlah populasi mereka, barulah disadari jumlah burung ini mengalami krisis kepunahan.
“Waktunya sangat bertepatan dengan waktu pembangunan zona industri Binnan,” tutur Tai Tzu-yao, lokasi kawasan industri Binnan bertepatan ada di area habitat burung akuatik melewati musim dingin, terjadilah bentrokan antara isu pembangunan ekonomi dan peduli lingkungan, kelompok NGO Taiwan seperti Yayasan Pengamat Burung di Kaohsiung, Taipei, Tainan, dan masih banyak lagi seperti kelompok pengamat burung liar di berbagai perguruan tinggi semua serentak bersuara, juga mendapatkan suara dukungan dari SAVE (Spoonbill Action Voluntary Echo), mereka akhirnya berhasil menggagalkan pengembangan zona industri tersebut.
Pada tahun 1994, pemerintah merancang Kawasan Konservasi Satwa Liar Sicao (515 Hektar), dan pada tahun 2002 membangun lahan habitat untuk satwa liar, di antaranya ada 300 hektar sebagai kawasan konservasi burung black-faced spoonbill di hulu sungai Zengwen. Pada tahun 2009 Taman Nasional Taijiang diresmikan.
Jalan Hijau Nasional dari Gunung ke Laut mengajak masyarakat meniti Taijiang ke Yushan dengan berbagai cara seperti berjalan kaki, naik sepeda, naik bus umum atau kapal pesiar.
Wu Mao-cheng memimpin rombongan Little Taijiang menjelajahi kampung halaman.