Jalanan dengan Kisah Pelabuhan
Pada tahun 1950-an, saat Amerika Serikat membantu mempertahankan Taiwan, kapal militer Amerika Serikat sering berlabuh di Pelabuhan Kaohsiung, dan Yancheng menjadi pusat peristirahatan dan rekreasi bagi personel militer Amerika Serikat. Keramaian di Qixian 3rd Road, yang melintasi Yancheng hingga ke pelabuhan dan dikenal sebagai “Bar Street”, mendorong perkembangan restoran, toko pakaian serta tempat hiburan di kawasan sekitar.
Di bawah keadaan politik dan ekonomi khusus di Taiwan pada zaman itu, pemerintah secara ketat mengontrol devisa dan mengenakan tarif tinggi pada produk impor, tetapi tetap tidak mampu menghalangi orang atau barang yang ingin diedarkan, karena Yancheng terletak sangat dekat dengan pelabuhan, barang-barang yang dibawa pulang secara pribadi oleh para pelaut akan segera dijual di sana. Jika menginginkan “barang impor” terpopuler maka Yancheng pun menjadi tempat yang harus didatangi.
Pendiri “3080s Local Style”, Chiu Cheng-han yang kembali ke Yancheng pada tahun 2011, menemukan banyak hal menarik tentang daerah tersebut melalui perbincangan dengan tetangga dan penelitian lapangan.
Misalnya, Xinle Street terkenal dengan toko perhiasannya, tapi mengapa toko-toko ini terkonsentrasi pada daerah dekat pelabuhan? Chiu Cheng-han menemukan jawaban, “Karena terletak di dekat pelabuhan, informasi beredar paling banyak di sini.” Pada era ketika akses informasi terbatas, dengan adanya kapal yang berlayar untuk jalur Kaohsiung - Hong Kong setiap hari, orang-orang dapat memperoleh berita terkini mengenai nilai tukar mata uang dan harga emas. Lee Wen-huan menambahkan bahwa dulunya ini adalah tempat yang didatangi para pelaut untuk mendapatkan mata uang asing, sebelum meninggalkan pelabuhan untuk membeli barang di luar negeri yang dibawa kembali untuk dijual di Taiwan.
Saat masih remaja, nenek Chiu Cheng-han belajar tata rambut dan desain pakaian pengantin di Jepang dan setelah kembali ke Taiwan membuka “salon kecantikan Zheng-Mei” di Wufu 4th Road. Pada awalnya toko ini berorientasi pada tata rias dan tata rambut, melayani konsumen yang bekerja sebagai bar girl hingga bisnis ini dapat bertahan. Kemudian bertransformasi menjadi lebih mengandalkan gaun pengantin pernikahan gaya Barat. Pasalnya, toko tersebut berada tepat di seberang Pasar Kujiang, yang merupakan pusat utama barang-barang modis di Taiwan selatan pada saat itu. Ketika mempersiapkan pernikahan, pengantin baru akan berkunjung ke Xinle Street untuk membeli mahar pernikahan berupa perhiasan emas dan 12 hadiah tradisional. Yang selalu menarik perhatian mereka adalah gaun pengantin yang dipajang di jendela “Zheng-Mei”, setelah itu toko tersebut semakin terkenal dan banyak warga di luar Kaohsiung secara khusus ke sana untuk menyewa gaun pengantin.
“Anda dapat menemukan relasi manusia dengan toko-toko di sini berkaitan erat dengan teori enam tingkat pemisahan, apa pun kaitannya, selalu ada hubungannya dengan pelabuhan,” tutur Chiu Cheng-han.
Pakaian dan helm selam, sekstan dan kronometer laut adalah beberapa koleksi yang dipajang di toko barang antik milik Huang Tao-ming. Rasanya seperti memasuki terowongan waktu kenangan untuk industri penutuhan kapal di Kaohsiung.
Chiu Cheng-han mentransformasi bekas toko neneknya menjadi studio “3080s Local Style” sambil melestarikan jejak sejarah pada ruang-ruang di dalamnya, dan memberikan fungsi serta makna baru baginya di era modern.