Hidup Penuh Kesadaran
Eksplorasi bertahun-tahun membuat Janet Wu dan Kemson Chang berhasil mengakumulasi pengalaman kuliner yang memadai, mereka merekrut ahli kesenian Zeng Yi-de untuk memperkuat kubu kuliner mereka. Berangsur-angsur sanggar Cooking&Living membentuk citra menjunjung tinggi cita rasa, kenikmatan visual, dan estetika gaya hidup.
Selain tema kursus Jam Makan 7:30 PM, sejak tahun lalu, mereka mengetengahkan serangkaian tema kursus yang disesuaikan dengan perubahan musim seperti seri “Island Eating”, tujuannya agar lebih mendalami budaya kuliner Taiwan.
Contohnya seperti bacang kerang khas Penghu sempat menjadi bahan sembahyangan wajib dalam ritual Cengbeng. Bahan bacang menggunakan kerang besar di perairan Penghu, kerang ini dibuka lalu diisi dengan beras ketan, kemudian dikatupkan kembali dengan diikat tali katun lalu dikukus sampai matang. Nasi ketan dalam bacang kerang ini diselubungi oleh harumnya aroma samudra, bacang kerang ini juga dinamai “Kerang Bungkus Nasi”. Janet Wu menjelaskan “Kerang merupakan simbol harta, biasanya orang Penghu membawanya bersembahyang di pemakaman di saat cengbeng, dimakan dengan cara mengupas kulit kerang dijadikan sendok makan. Usai menyantapnya, kulit kerang di taruh di pemakaman, kulit kerang akan berkilauan ketika matahari menyinarinya, melambangkan kemakmuran bagi generasi berikutnya.”
Seiring dengan perubahan zaman, semakin berkurang orang yang bisa membuat bacang kerang ini. Janet Wu yang berasal dari Penghu, khusus pulang kampung untuk belajar cara membuatnya, lalu ia modifikasi menjadi resep kuliner yang mudah dibuat dalam keluarga modern. Zeng Yi-de yang ahli estetika visual, mencurahkan budaya melukis kerang dari Jepang, agar masyarakat bisa melukis di atas kulit kerang dan dikoleksi dalam kotak kayu. “Ia berharap kursus kuliner tema Island Eating yang sarat akan sejarah ini dapat menjadi bagian dari kenangan sebagian orang.” Tutur Kemson Chang.
Dalam setiap kegiatan kursus, resep yang tercetak di atas kertas hanya sebagai bahan pertimbangan saja, selebihnya serapan visual dalam proses kuliner diharapkan bisa menyadarkan para peserta bahwa memasak tidak wajib bahan harus tepat takarannya, sebab terlalu asin bisa ditawarkan dengan menambahkan air atau gula, kalau terlalu tawar maka bubuhi garam lagi, sebab memasak tidak sesulit apa yang dipikirkan. Kita buka lima indera manusia, menikmati aroma kuliner, meskipun makan di luar kita bisa melatih indera rasa untuk membedakan baik-buruknya bahan makanan tersebut, dan inilah realisasi tujuan semangat sanggar Cooking&Living.
Janet Wu (kanan), Kemson Chang (tengah), Zeng Yi-de (kiri), mengelola bersama citra Cooking&Living, memperkenalkan kursus yang memperkaya 5 indera, menyampaikan konsep “hidup yang bermakna”.