Menikmati Proses Pertandingan
Sebelumnya, Huang Hsiao-wen yang sangat peduli akan menang-kalah pertandingan, namun berkat bimbingan dari pelatih Liu Tsung-tai maka sekarang dia menikmati olah raga tinju.
Huang Hsiao-wen pernah menghadapi lawan peraih medali perak Olimpiade, malam hari sebelum pertandingan pelatih Liu Tsung-tai mengirim pesan untuknya, “Jika ingin menjadi atlet yang tenang, kamu harus yakin dengan diri sendiri, harus percaya diri. Saya sebagai pelatih juga yakin dengan kamu.” Walaupun pertandingan tersebut akhirnya Huang Hsiao-wen kalah, akan tetapi Huang Hsiao-wen berkata, “Saya sangat menikmati pertandingan itu, pihak lawan bukan atlet biasa dan saya berkesempatan bertarung dengannya, sehingga dapat mengoptimalkan standar level diri sendiri, bahkan pada ronde ke-3 masih mendapat 10 poin dari 2 juri, ini adalah pengakuan juri untuk saya.”
Dalam pertandingan penting di Olimpiade Tokyo, Huang Hsiao-wen menghadapi Buse Naz Cakiroglu, atlet asal dari Turki. Ia adalah atlet unggulan dalam Olimpiade kali ini, juga juara turnamen Eropa. “Sebelum pertandingan saya sempat melihat penampilannya, membuat saya semakin penasaran ingin bertanding dengannya dan merasa seharusnya saya mampu, saya merasa aura penampilannya dalam pertandingan sangat bagus, dan saya bisa belajar darinya.” “Proses lebih penting daripada hasil, kalah berarti kita masih ada kekurangan, maka perlu perbaikan dan meningkatkan kemampuan diri.” Huang Hsiao-wen meresapi kata-kata yang diucapkan pelatih Liu Tsung-tai, selalu menjadi diri sendiri dalam perjalanan karir tinju.
Pelatih adalah Ayah Kedua
Setelah Huang Hsiao-wen memetik medali Olimpiade Tokyo, beberapa hari kemudian Taiwan merayakan Hari Ayah. Huang Hsiao-wen dalam laman facebooknya memposting ucapan terima kasih kepada pelatih Liu Tsung-tai yang telah dianggapnya sebagai ayah kedua.
“Jika tidak ada dia, ada kemungkinan saya selalu berpikiran untuk meninggalkan dunia tinju.” Huang Hsiao-wen berkata, Liu Tsung-tai tak kenal lelah membawanya ke atas ring, selalu mengingatkannya agar jangan gegabah dan selalu percaya dengan diri sendiri.
Saat Huang Hsiao-wen naik ke SMA kelas satu, ia sempat terpuruk pada satu ajang pertandingan, ini menjadi pukulan terberat yang dirasakannya. Karena semasa SMP, hampir setiap pertandingan ia mampu menaklukkan lawannya. Selama hampir satu tahun, dia menjauhi arena latihan, menjauhi ring tinju. Pelatih Liu Tsung-tai membimbing Huang Hsiao-wen yang ingin lari melepaskan diri dari dunia tinju, Liu Tsung-tai memintanya untuk kembali berlatih, mengikuti seleksi atlet nasional dan pada tahun 2013 dia terpilih sebagai atlet nasional, yang membawanya masuk ke dalam kehidupan yang berbeda.
Pelatih Liu Tsung-tai sangat memperhatikan Huang Hsiao-wen. Pada tahun 2018, ketika Huang Hsiao-wen berlaga di kompetisi Asian Games di Jakarta, pada pertandingan semifinal ronde ke tiga, saat melompat dia tidak sengaja mematahkan tulang pada telapak kaki kanan, tetapi dia tetap bertahan hingga pertandingan usai, akhirnya masuk babak semifinal dan mendapat medali perunggu. Pelatih Liu Tsung-tai mempertimbangkan kondisi atletnya dan memutuskan untuk melepas kesempatan bertanding meraih medali emas di babak berikutnya. “Pelatih beranggapan saya masih muda, masih bisa berjuang, dia sangat memperhatikan perjalanan saya sebagai atlet di kemudian hari, jika pada hari tersebut dia tidak mengambil keputusan ini, saya sendiri tidak yakin apakah saat ini saya dapat ikut bertanding di Olimpiade” Huang Hsiao-wen mengenang kembali masa lalunya. Akibat cedera ini, Huang Hsiao-wen beristirahat selama setengah tahun, pelatih Liu Tsung-tai mendampingi Huang Hsiao-wen menjalani terapi perawatan secara bertahap. Mulai dari nol, apa yang hilang, satu per satu dicari kembali. Satu tahun kemudian, setelah Huang Hsiao-wen pulih dan kembali mengikuti turnamen tinju Rusia pada tahun 2019, ia berhasil meraih medali emas.
Ketika bertarung sendiri di atas ring tinju, di tengah suara hiruk-pikuk Huang Hsiao-wen mampu mendengar petunjuk penting yang dilontarkan oleh pelatihnya dan segera mengeluarkan jurus pukulannya, inilah kekompakan antara guru dan murid, setiap ajang di atas ring menjadi pertandingan bagi mereka berdua.
2024 Kembali Bertarung
Persiapan untuk pertandingan Olimpiade kali ini, Huang Hsiao-wen dan Liu Tsung-tai serentak mengatakan, bantuan program emas yang diberikan Direktorat Jenderal Olah Raga, Kementerian Pendidikan sangat bermanfaat. Yang pertama, ada tenaga medis profesional yang setiap saat memberikan perlindungan. Kedua, dukungan untuk sparring partner. Mendapatkan sparring partner yang disesuaikan dengan tinggi badan dan tingkat kemahiran dari Huang Hsiao-wen sangatlah tidak mudah, pelatih Liu Tsung-tai harus mengerahkan atlet nasional untuk latih tanding dengan Huang Hsiao-wen. Menurut informasi tentang data pihak lawan, daftar nama untuk tinju kelas 51 kilogram yang diikuti oleh Huang Hsiao-wen, sebagian besar adalah atlet kidal. Dalam program emas disediakan bantuan relokasi pelatihan agar Huang Hsiao-wen dapat latih tanding dengan lawan yang berbeda, untuk mengumpulkan pengalamannya.
Liu Tsung-tai mengenang kembali masa-masa atlet menjalani latihan, diibaratkan dengan idiom “Pembuatan baja ala tradisional”. “Lebih banyak praktik latihan, sementara teknik bermain masih kurang, jenis latihan yang diajarkan sangat minim, menyebabkan pemain mudah cedera, juga semakin lama semakin tidak bertenaga.” ujar Liu Tsung-tai sambil menjelaskan. Menurutnya, cara pengajaran tradisional bukannya tidak penting, akan tetapi jika menang bertarung di atas ring internasional maka hanya mampu mencapai 30% dari total latihan, sementara 70% mengandalkan teknik keterampilan modern. Dengan adanya analisa dari tim kerja NSTC yang profesional, misalkan analisa berapa kali pihak lawan akan menyerang posisi perut pada satu putaran atau frekuensi serangan aktif, bahkan juga menjabarkan arah pukulan dan kebiasaan dari pihak lawan. Data yang diberikan NSTC digunakan untuk mensimulasi strategi pertarungan untuk menghadapi segala teknik serangan lawan, sehingga dapat membuat atlet semakin percaya diri.
Sekembali dari Olimpiade Tokyo, istirahat beberapa hari, Huang Hsiao-wen kembali aktif menjalani latihan, mengikuti pertandingan olah raga nasional bulan Oktober, mempersiapkan pertandingan di Asian Games 2022, saat bersamaan melakukan persiapan jauh lebih awal demi mengejar target pertandingan Olimpiade Paris 2024.
“Kamu telah berhasil, kamu pasti bisa.” Inilah perkataan yang disampaikan Liu Tsung-tai kepada Huang Hsiao-wen, yang juga menjadi seruan dari semua pendukung untuk Huang Hsiao-wen.