Sudut Pandang Kao Ying-chang Selama 28 Tahun
Pusat Teknologi Formosa baru saja dibangun, namun tanpa disadari Kao Ying-chang telah menghabiskan waktu selama 28 tahun di Indonesia. Seiring dengan Program Kebijakan Menuju ke Pasar Asia Selatan yang diusung oleh pemerintah baru, Kao Ying-chang memiliki pandangan dan pendapatnya tersendiri.
Di era tahun 90 an, saat lahan dan upah di Indonesia masih terbilang minim, menjadi sasaran investasi pengusaha Taiwan untuk bidang konveksi, peralatan bangunan dan produk elektronik. Namun seiring dengan meningkatnya upah buruh, rintangan, peraturan pemda dan nilai valas yang bergejolak, banyak menjatuhkan pengusaha Taiwan saat berinvestasi di Indonesia.
Krisis ekonomi global yang mendera Asia Tenggara pada tahun 1997, juga turut menggores luka mendalam. Kerusuhan yang terjadi di Indonesia juga harus dihadapi oleh Kao Ying-chang, yang telah berusaha selama 8 tahun di sana.
Saat masih menjalankan usaha dagang bidang permesinan, Kao Ying-chang yang baru mendapatkan proyek senilai NT$ 100 juta, dalam kurun waktu singkat berubah menjadi kerugian sepuluh kali lipat karena pertukaran mata uang yang turun drastis.
Kao Ying-chang yang menderita kerugian besar, dengan terpaksa meminta bantuan penguluran waktu penyediaan produk dari 48 perusahaan pemberi proyek. Hingga 7 tahun kemudian, Kao baru mampu melunasi semua hutang piutang yang membebaninya.
Seiring dengan bergulirnya waktu, semua pelaku usaha pasti mengetahui sosok Kao Ying-chang. “Dalam kondisi perekonomian yang melesu dan suku mata uang yang jatuh, dimana tempat investasi yang tidak memiliki tantangan dan masalah yang serupa?” gumam Kao.
Dengan pengalaman hidup dan bisnis yang dimiliki oleh Kao, semakin memperkaya iman dan kemampuannya dalam menelaah kehidupan manusia.
“Generasi baru Indonesia saat ini telah memiliki persepsi yang berbeda”, ujar Kao. Jikalau sebelumnya perusahaannya selau akan membagikan upah kepada pegawainya setiap minggu sekali, karena masih terbiasa dengan gaya hidup konsumtif. Namun semua ini telah memudar seiring dengan pemahaman baru yang diusung oleh pemerintah Indonesia, dengan pendidikan yang mulai terbina, generasi muda Indonesia kini telah memiliki keinginan untuk menabung demi impian membeli properti atau untuk biaya pendidikan masa depan.
Dengan naiknya Jokowi sebagai Presiden Indonesia, permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh pengusaha Taiwan seperti birokrasi dan kurangnya sarana dan prasarana umum, kini semua telah teratasi. Kao menjelaskan, “Sekalipun sulit untuk dapat berubah menjadi sempurna dalam sekejab, namun banyak masyarakat Indonesia yang memiliki harapan untuk dapat berkembang dan masuk menuju standar internasional.”
Dengan meningkatnya jumlah kalangan berperekonomian menengah ke atas dan merupakan negara ke 4 dunia dengan populasi terbanyak., Indonesia juga telah menjadi negara sasaran Jepang dan Korea. Hal ini dapat dilihat dari antusiasnya Korea yang langsung didukung oleh pemerintahnya untuk dapat melakukan integrasi bisnis di pasar Indonesia. Kao menambahkan, “Kini produk Korea dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia.”
Perekonomian Indonesia yang terus membaik juga menjadi perhatian utama dalam Program Kebijakan Mengarah ke Pasar Asia Selatan yang diusung oleh pemerintah. Kao Ying-chang meminta pengusaha Taiwan untuk tidak bersikap “Maju lantas kabur” dalam menjalankan investasi di Indonesia. Bagi para peminat yang ingin melakukan investasi di Indonesia, tetap harus memiliki semangat berjuang untuk jangka panjang.
Selaku pebisnis senior, Kao Ying-chang masih memiliki banyak impian yang belum tercapai. Oleh sebab itu, Kao masih terlihat sangat aktif dalam berbagai hal. Hanya saja saat ditanya apa yang akan dilakukan oleh Kao berikutnya, ia hanya menjawab sambil tersenyum, “Nantikan saja, dan saat saya ucapkan, pasti akan saya rampungkan.”
Kao Ying-chang yang awalnya bergerak dalam bidang perdagangan mesin, menemukan kendala kurangnya jasa pelayanan dan sumber daya manusia. Hal inilah yang memutuskan dirinya untuk membentuk sebuah pusat sarana pembelajaran.
Selain menggeluti bidang perdagangan permesinan, Kao Yingchang membuka pabrik pengolahan, perlengkapan mobil, onderdil bahan bangunan, yang dipasarkan untuk kebutuhan domestik dan internasional.