Karakteristik Pasar Ala Taiwan
Jalan Dihua dan Pasar Bunga Taipei
Penulis‧Cathy Teng Foto‧Jimmy Lin Penerjemah‧Amina Tjandra
April 2023
Berjalan di pasar bunga Taipei Anda akan terpesona dengan keanekaragaman bunga di pasar ini.
閱讀一座城市,市集是充滿線索的文本,店家是文本的導覽員。這回《光華》引路,帶你走訪大稻埕第一街迪化街,還有可日日為生活錦上添花的台北花市,探索台味風情。
Ketika bereksplorasi di sebuah kota, banyak petunjuk yang ditemui di pasar dan toko dagangan menjadi penuntun petunjuk tersebut. Panduan “Taiwan Panorama” kali ini akan membawa Anda untuk mengenal gaya Taiwan dan menelusuri Jalan Dihua yang adalah jalan pertama di Dadaocheng, juga ada pasar bunga Taipei yang mewarnai kehidupan sehari-hari.
Dari gaya arsitektur bangunan di jalan Dihua, dapat dirasakan kejayaan sebagai pusat perdagangan internasional pada masa tersebut.
Rumah Bisnis Rintisan di Taipei
Jalan Dihua memiliki usia paling tua dalam sejarah bisnis Taiwan, juga menjadi jalan komersial yang berkembang dengan sempurna. Karena berdekatan dengan dermaga Dadaocheng, jalan Dihua telah menjadi pusat distribusi penting di Taipei untuk komoditas seperti daun teh, obat-obatan herbal, kain dan produk makanan kering sejak akhir abad 19.
Pada tahun 1853 orang Tong’an, Fujian mengungsi dari Banka ke Dadaocheng karena konflik etnis. Dengan dibukanya Pelabuhan Tamsui untuk perdagangan luar negeri, maka dermaga dibangun di Dadaocheng pada tahun 1860, pada tahun 1865 warga Inggris, Scotsman John Dodd membawa bibit teh dari Anxi, Fujian untuk dibudidayakan di kawasan utara Taiwan, membuka lahan untuk perkebunan teh dan pemanggangan daun teh. Dodd mulai mempromosikan teh Oolong Formosan ke pasar internasional, sejak itulah Taiwan masuk dalam sistem ekonomi dunia.
Dalam buku “A Century of Magnificence on Dihua Street”, penulis Xu Li-qin merinci kisah cerita pedagang yang memulai bisnisnya di jalan Dihua. Beberapa tokoh seperti Hou Yu-li, Wu Xiu-qi yang dikenal sebagai preman Tainan, merintis usaha awal sebagai pedagang kain. Setelah modal terkumpul mereka kemudian menginvestasikan dana pada industri manufaktur dengan mendirikan perusahaan tekstil Tainan Spinning Co.Ltd. dan berlanjut mengembangkan diversifikasi usahanya.
Contoh lainnya, seorang pengusaha bernama Kao Chin-yen, bermula dari bisnis tekstil beralih ke pabrik tepung terigu hingga menjadi kerajaan produk makanan, dengan mendirikan perusahaan Uni-President. Perusahaan Uni-President membuka jalan untuk usaha waralaba pada era baru, setelah mendapat izin franchise dari kantor pusat 7-Eleven, dengan metode layanan baru inovatif mengubah pola konsumsi sehari-hari masyarakat Taiwan, hal tersebut juga menjadi kesan pertama bagi kebanyakan warga asing tentang kenyamanan hidup di Taiwan.
Selain itu masih ada Lian-Hwa Foods Corporation yang memproduksi camilan yang diminati warga Taiwan sejak kecil seperti Pea Crackers, kripik Cadina dan lainnya. Keping-kepingan seputar kehidupan dirintis di jalan Dihua, dapat dikatakan sebagai rumah bisnis rintisan di Taipei.
Barang dagangan ditumpuk bagaikan bukit kecil di depan toko, ini adalah fenomena sehari-hari di jalan Dihua.
Toko Herbal Bagian Kehidupan Warga Kota
Panorama lain yang dapat ditemui di jalan Dihua adalah toko obat tradisional atau toko herbal. “Karena bahan obat tradisional didistribusikan melalui transportasi sungai maka pedagang obat herbal berkumpul di jalan Dihua.” Pemilik toko obat tradisional generasi kedua “Huang Chang Sheng Traditional Chinese Pharmacy”, Huang Xiu-zhen, menjelaskan asal muasal pedagang obat herbal dan jalan Dihua.
Generasi muda beranggapan toko obat tradisional tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan, akan tetapi sebenarnya toko herbal ini tidak jauh dari kehidupan kita, “Pada era di mana toko waralaba masih belum berkembang, toko herbal layaknya seperti toko 7-11 saat ini, menjual hampir semua barang kebutuhan sehari-hari,” ujar Huang Xiu-zhen. Segelas bubur jali yang diminum pada pagi hari, merica putih yang sering dipakai sebagai bahan masak, kantong rempah-rempah yang wajib dipakai untuk memasak daging semur atau telur teh, maupun umbi yam (huaishan), biji teratai, Euryale ferox, jamur poria adalah bahan-bahan untuk sup sishen. Masih ada minuman musim panas saat udara terik, minuman penyegar dan penghilang rasa mual yaitu air asam plum, semua bahan tersebut di atas adalah obat-obatan herbal.
Hingga saat ini Huang Chang Sheng Traditional Chinese Pharmacy tak lekang oleh waktu, tampak di atas meja panjang terbentang lembaran kertas pembungkus obat, pemilik toko mengambil obat herbal dari laci kotak kecil di belakang dan ditaruh di atas kertas, kemudian satu per satu dibungkus dengan rapi, ruangan dalam toko dipenuhi dengan aroma obat herbal.
Kertas pembungkus warna merah muda selain memiliki tanda dan gambar bahan obat tradisional, juga mencantumkan keterangan singkat lima langkah pengolahan, di antaranya masukkan obat herbal ke panci listrik, tambahkan dua gelas air untuk panci luar dan tekan tombol untuk menyalakan panci.
Cara memasak obat herbal yang sangat praktis seperti kamera point dan shoot, Huang Chang Sheng Traditional Chinese Pharmacy juga berharap pengunjung asing dapat mengenal akrab obat-obatan herbal, maka ia mengembangkan diversifikasi produk kemasan bungkusan seperti rempah-rempah untuk anggur (mulled wine), kantong rendam kaki, kantong herbal mandi, masih ada kantong herbal mandi khusus untuk ibu hamil dan ramuan untuk pemulihan pasca melahirkan, serta kantong herbal mandi yang dirancang khusus untuk bayi yang baru lahir. Sahabat dari Eropa-Amerika sangat penasaran dengan rempah-rempah oriental, juga sangat tertarik dengan kantong bumbu rempah-rempah khas Taiwan dan kantong teh herbal seperti teh bunga yang mirip dengan tradisi budaya teh mereka, sehingga produk-produk ini mendapat sambutan baik.
Ibu Huang Xiuzhen (kiri) dan putrinya, Liao Ting-yen (kanan) berupaya keras agar obat tradisional bangkit kembali di tengah kehidupan sehari-hari.
Pelanggan senior khusus datang untuk mendapatkan obat herbal, suasana proses ini mengandung makna keberkahan.
Tradisi Menu Makanan Tahun Baru Imlek
Ketika orang Tong’an tiba di Dadaocheng, mereka melihat potensi pelabuhan di daerah ini dan mulai berdagang dengan seberang selat, sejak saat itulah berbagai jenis pedagang berkumpul di tempat ini, bagi yang ingin berdagang produk makanan kering akan menyambangi jalan Dihua, salah satu contohnya adalah keluarga Lee Rih-sheng.
Saat masih berusia belasan tahun, ia mulai mencari nafkah di jalan Dihua, hingga saat ini keluarganya telah hidup mengakar di tempat ini. Ibu Lee Rih-sheng, Wang Li-ping setelah menjadi menantu keluarga ini, ia belajar mengelola bisnis makanan kering dari kedua mertuanya. Pada tahun 1986 ia mendirikan perusahaan “Lee Rih Sheng”, dan memberi nama putranya sama dengan nama merek ini. Lee Rih-sheng yang telah meneruskan tongkat estafet usaha keluarga, ia mengenang memori di jalan Dihua sambil berkata, “Semasa kecil saya merasa kawasan ini tidak seperti Taipei yang glamor, jalan ini sangat tradisional”, “tinggal di jalan ini, para tetangga bisa menghafal setiap penghuni di sini, saling menyapa, tempat seperti ini sulit ditemui di Taipei. Termasuk pola hidup, setelah jam 6 sore jalanan sepi karena semua orang telah beristirahat.”
Namun menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, situasi sangat jauh berbeda, Lee Rih-sheng mengenang kembali, “Tiga bulan sebelum malam perayaan Tahun Baru Imlek kami mulai sibuk, mulai melakukan penyesuaian dan mempersiapkan stok barang.” Pada hari biasa pedagang menaruh barang dagangan di bagian luar toko, hingga menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, toko-toko seperti dibanjiri dengan tumpukan produk makanan kering.
Kami mengira wisatawan Eropa-Amerika sangat asing dengan produk makanan kering, juga tidak mengenal karasumi. Akan tetapi sebaliknya Lee Rih-sheng berkata, pengeringan menjadi salah satu cara pengawetan makanan dan cara ini diadopsi berbagai negara di dunia. Karasumi tidak asing bagi masyarakat Timur-Barat, olahan makanan ala Prancis maupun Italia pun memakai karasumi, hanya saja cara pengolahan tidak sama, setelah dikeringkan dengan sempurna lalu digiling menjadi bubuk sebagai bumbu penyedap aroma. Karasumi hasil tangkapan ikan liar dan olahan tangan menjadi produk makanan utama yang dipasarkan Lee Rih-sheng, ia menekankan hanya cara pengolahan khas Taiwan yang dapat menghasilkan cita rasa ala Taiwan yang tiada duanya, ia mengadopsi terroir Taiwan untuk berdialog dengan dunia, makanan menjadi jembatan perantara yang mudah dibangun, “Lee Rih-sheng” mengadopsi karasumi untuk menghidupkan pertukaran budaya Timur dan Barat.
Produk makanan kering adalah bagian penting untuk penyajian menu makanan Tahun Baru Imlek, akan tetapi generasi muda yang jarang memasak di dapur merasa asing dengan produk makanan kering. Ia menggunakan cara yang mudah untuk mengajari konsumen mengolah produk makanan kering, menjadi satu menu hidangan makanan Tahun Baru Imlek, “Tidak sedikit menu makanan tahun baru disajikan dengan microwave, setelah microwave berbunyi “bip” baru duduk mengitari meja makan!” ujar Lee Rih-sheng sambil tertawa, akan tetapi sebelumnya tidak demikian! Dulu, setelah siang hari anggota keluarga mulai berkumpul secara bertahap, semua bahu-membahu menyiapkan makanan sambil berbincang dan bersenda gurau, situasi dan suasana “tradisional” seperti demikian yang ingin dipertahankan Lee Rih-sheng.
Dekorasi pintu utama toko Lee Rih-sheng membuat pengunjung seketika mengetahui inilah tempat menjual produk makanan laut dan makanan kering.
Harapan Lee Rih-sheng, produk makanan kering dapat menemukan kembali tradisi perayaan malam tahun baru imlek.
Menikmati 4 Musim di Taiwan
Pelelangan bunga dimulai pukul 4 subuh, pada pukul 5 atau 6 pagi, para pedagang bunga, perangkai bunga, pemilik kursus merangkai bunga akan berdatangan ke pasar bunga untuk membeli bunga yang diperlukan, ada pula warga yang memilih bunga, memetik beberapa bunga hias umum untuk menyemangati keseharian mereka. Para pedagang bunga mulai berbenah untuk istirahat pada pukul 12 siang, bagi yang ingin membeli bunga maka bisa datang lebih awal pada esok hari.
Manajer umum Taiwan Floriculture Development Association (TFDA), Betty Huang sambil berjalan memandu sambil berkata, “Pasar bunga Taipei merupakan pasar bunga grosir dan eceran berskala paling besar di seluruh Taiwan, total ada lebih dari dua ratus kios pedagang. Secara keseluruhan 80% adalah bunga lokal Taiwan, 20% bunga impor.” Bunga berasal dari berbagai negara, lokasi produksi utama adalah Taichung, Changhua, Nantou, Yunlin, Chiayi dan Tainan. Puncak musim bunga jatuh pada musim gugur dan dingin, sedangkan udara terik menyengat pada musim panas, suhu udara kurang kondusif untuk memproduksi bunga, karena itu sering mendapati bunga impor dari Belanda, Ekuator, Vietnam, Australia, Selandia Baru dan lainnya yang memenuhi kebutuhan pasar.
Industri pasar bunga telah berjalan lebih dari 30 tahun, Betty Huang mengemukakan, “Konsumsi bunga Taiwan paling besar adalah dipakai untuk sesajen di kuil, mencapai lebih dari tiga puluh persen, warga Taiwan bersembahyang pada setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan imlek, pedagang juga mengadakan ritual sembahyang pada setiap tanggal 2 penanggalan imlek, mereka semua menggunakan bunga.”
Berkaitan dengan perubahan pasar, Betty Huang juga membagikan pengamatannya, “Bunga tradisional pada masa lalu adalah bunga kosmos, bunga mawar, bunga agus gladiol, penuh dengan rupa warna seperti merah, putih, kuning, ungu yang dikategorikan sebagai warna tradisional. Namun pada belasan tahun terakhir ini, jenis dan varietas bunga semakin beragam. Beberapa bunga yang bermunculan di pasar seperti lisianthus, Oncidium orchids, zinnia, dan African daisies, adalah bunga varietas baru yang semakin populer.”
Sedangkan bunga pelengkap dan daun juga cukup mengejutkan, sebelumnya bahan yang umum digunakan seperti asparagus hias, bunga Gypsophila. Sekarang pada rak bunga terpajang aneka daun seperti Eucalyptus, Monstera delicioca, Asparagus densiflorus sprengeri, East China Globethistle, Podocarpus macrophyllus, Asplenium dan tanaman paku-pakuan, ada juga bentuk daun yang aneh dan tidak diketahui namanya.
Dari waktu ke waktu ia menyambut kunjungan tim pakar bunga dari luar negeri. Betty Huang menjelaskan tamu yang datang kerap kali memuji keberagaman bunga di pasar bunga Taiwan, ada begitu banyak jenis dan varietas di negara kecil ini, “Hanya satu kios saja mengumpulkan begitu banyak jenis, Anda bisa melihat kekayaan yang berlimpah pada industri bunga,” tutur Betty Huang membuat kesimpulan.
Banyak orang datang ke pasar bunga, membeli bunga untuk menghiasi keseharian mereka.