Petualang Melatih Keberanian
Sebelum bergaya hidup nol sampah, Lü Chia-ling bisa dikatakan adalah ratu belanja, sebelum berangkat ke luar negeri ia sudah memesan dulu barang belanjaannya untuk dikirim ke hotel, jadwal wisatanya penuh dengan acara belanja, sampai-sampai koper tidak muat, dan harus membeli koper baru.
Sosok suka belanja seperti ini bisa mengalami perubahan 180 derajat setelah menganut gaya hidup nol sampah. Pada akhir 2016, ketika Lü Chia-ling sedang makan pagi, ia melihat status facebook temannya yang menyediakan wadah sendiri saat membeli sarapan, sangat kontras dengan keadaannya di mana sebuah meja penuh dengan wadah sekali pakai, hal ini membuatnya terpukul dan tersadar untuk menelusuri ke mana perginya sampah-sampah ini? Sehingga Lü Chia-ling pergi ke pulau Penghu membersihkan pantai, ia menyaksikan sendiri sampah tak terhingga memenuhi pantai yang tidak habis dipunguti, hal ini membuat tekadnya semakin bulat untuk menjalankan gaya hidup nol sampah.
Pada awalnya, suami istri sering konflik, solusi untuk mengatasi rasa malu sang suami membawa wadah sendiri, Lü Chia-ling yang pergi membeli. Ketika menyertai ayah bunda ke pasar, ia juga menyiapkan wadah untuk mereka, membantu memasukkan barang ke wadah, “Sebab yang ingin mengurangi sampah adalah diri saya sendiri, maka tidak boleh meminta orang lain melakukannya.”
Hsiao Chun-yen mendapatkan pujian dan bonus lauk dari penjual ayam goreng hanya karena ia membawa panci sendiri, adanya kejutan indah seperti ini membuat Hsiao Chun-yen semakin bersemangat. Untuk kucing tercinta yang mereka pelihara, Lü Chia-ling menyediakan makanan daging mentah kualitas prima, selain mengurangi sampah kemasan makanan kucing, juga membuat kucingnya menikmati makanan sehat. Kotoran kucing dicampurkan ke serbuk kayu yang bisa melebur dengan alam, semuanya dikumpulkan dan dijadikan pupuk kompos bersama limbah dapur, suatu tindakan untuk mengembalikan semua yang alami ke bumi, guna mencegah terjadinya pembakaran sampah (insinerasi). Lü Chia-ling pernah menghitung berat sampah yang diciptakan di rumah, dua orang ditambah tujuh ekor kucing, dalam sebulan sampah yang mereka hasilkan hanya seberat 104 gram, lebih ringan dari sebungkus kertas tisu.
Sendirian Berjalan Bisa Cepat, Sekelompok Orang Berjalan Bisa Lebih Jauh.
Gaya hidup nol sampah membuat Lü Chia-ling menata kembali kebiasaannya yang suka ke pasar tradisional, berbelanja ke toko kelontong, karena di sana ia bisa membeli produk pertanian tanpa kemasan, juga bisa mengurangi jumlah emisi karbon transportasi. Salah satu toko yang mendapatkan pengaruh dari Lü Chia-ling adalah kios penjual buah-buahan dan sayuran hasil pertanian alami, penjualnya sekarang tidak menyediakan kantong plastik, walaupun kadang mendapatkan keluhan dari pembeli, tapi disambut baik oleh pelanggan yang bisa menerima konsep nol sampah.
Untuk mempromosikan gaya hidup peduli lingkungan nol sampah, Lü Chia-ling membuat grup online bernama “Zero waste Life Group” (Grup Kehidupan Nol Sampah), sebenarnya nol sampah tidak berarti memusuhi plastik, tapi mengutamakan pemakaian ulang. Lü Chia-ling beranggapan “Barang yang bisa terpakai adalah sumber daya, dan semahal apa pun barang yang tidak terpakai itu tetap sampah.” Maka ia mendorong anggota grup onlinenya untuk saling menyalurkan barang yang tak terpakai untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan melalui internet.
Lü Chia-ling tidak saja membuat sendiri, ia juga menulis buku berjudul “Kehidupan Nyaman Nol Sampah”, yang mencatat proses kehidupannya sendiri yang tanpa sampah, dan bagaimana ia menemukan jati dirinya kembali. Sambil tertawa Lü Chia-ling menuturkan, bahwa dulu yang ia pikirkan adalah bagaimana mendapatkan uang yang lebih banyak, tetapi setelah bergaya hidup nol sampah, kepada pembeli yang masuk ke tokonya, ia malah membimbing mereka, untuk membedakan membeli karena butuh atau hanya karena ingin membeli saja. Memang pendapatannya tidak sebanyak masa lalu, tapi kehidupan nol sampah membuat pengeluaran yang tidak perlu menurun banyak, ia mempunyai lebih banyak waktu untuk belajar hal-hal yang disukai, membuat kehidupannya menjadi lebih berarti.
Lü Chia-ling dan Hsiao Chun-yen berbulat tekad melaksanakan konsep nol sampah, sampai kucing berobat ke dokter pun, ia membawa wadah obat sendiri; mereka menyediakan tempat di luar toko bagi warganet menaruh barang untuk saling barter. Agar barang bisa dimanfaatkan lagi.