Kekayaan “Sayuran” Taiwan
Menciptakan Surga Bagi Kaum Vegetarian
Penulis‧Lynn Su Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Farini Anwar
November 2025
Tren vegan yang melanda global, tidak ketinggalan dengan Taiwan, sebanyak 14% penduduknya memilih pola makan vegetarian, sementara 40% tergolong fleksitarian, kelompok yang stabil dan terus berkembang, menjadi pendukung terkuat bagi industri dan budaya vegetarian Taiwan.
Apabila menanyakan niat awal menginjak jalur ini kepada setiap orang yang vegetarian, alasannya tidaklah sama. Direktur Utama The International Vegan Industry Promotion Association (IVIPA), Philipopeye mewakili tipikal vegetarian klasik awal di Taiwan.
Sehubungan dengan usaha orang tuanya yang bergerak di bidang makanan dan minuman, keuangan keluarganya pernah mengalami pasang surut, hingga karena nasehat dari guru Yiguandao, ia mulai beralih ke makanan vegetarian, barulah situasi keuangan keluarganya membaik. Pengalaman khusus ini membuat ia yang awalnya tidak bisa makan tanpa ada daging, tetapi sejak berusia 18 tahun, ia dengan suka rela mulai mengikuti keluarganya menjadi vegetarian. Jauh sebelum Vegan (veganisme adalah gaya hidup yang tidak menggunakan produk hewani dalam pola makan, minum, pakaian, maupun konsumsi lainnya) menyebar ke Taiwan, seperti halnya ia yang taat “vegetarian religius”, pola makan vegetarian sudah lama mengakar.
Direktur utama The Sustainable Healthy Diets Research Institute (SHDRI), Chang You-chuan berpengalaman dalam pertukaran budaya vegetarian Taiwan, ia beranggapan, vegetarian religius Taiwan berkaitan dengan keterbukaan dari lingkungan masyarakat.
Sejak pencabutan darurat militer pada tahun 1987, agama Buddha telah berkembang di masyarakat Taiwan, baik itu Fo Guang Shan, Dharma Drum Mountain, Chung Tai Shan, Ling Jiou Mountain, Tzu Chi, Bliss and Wisdom, ditambah dengan dilegalisasikannya Yi guan dao, kebanyakan dari kepercayaan yang ada ini menyediakan makanan vegetarian, ditambah dengan pengaruh dari konsep dan ajaran agama. Meskipun tidak mewajibkan pemeluknya untuk menjadi vegetarian, tetapi para pemeluk juga terpengaruh dengan apa yang mereka dengar dan lihat, dengan sendirinya berinisiatif mengikuti, sehingga secara bertahap membentuk kelompok vegetarian.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Taiwan Vegetarian Nutrisi Society (TVNS) aktif mempromosikan pengetahuan nutrisi dari pola makan vegetarian, agar masyarakat juga dapat memerhatikan nutrisi selama menjadi vegetarian. (Foto: TVNS)
Ragam Alasan Menjadi Vegetarian
Chang You-chuan yang aktif berada di garis pertama gerakan vegetarian selama bertahun-tahun kembali mengenang, karena ia yakin bahwa vegetarian baik bagi lingkungan dan sistem pangan, mulai tahun 1991 memutuskan untuk vegetarian, dan ia dengan cepat menemukan tidak sedikit restoran dan pabrik pengolahan makanan vegetarian dikelola oleh pengikut Yi guan dao.
Sekitar tahun 2008, banyak organisasi religius, ramah lingkungan, ramah hewan dan organisasi masyarakat lainnya mulai mempromosikan “gerakan memerangi pemanasan global dengan makan sayuran”, dan mengumpulkan 1,19 juta tanda tangan petisi, slogan “vegetarian demi perlindungan lingkungan dan menyelamatkan bumi” menyebar luas, vegetarian mulai dikaitkan dengan perubahan iklim dan masalah lingkungan.
Chang You-chuan yakin gerakan “Senin Tanpa Daging” yang diluncurkan tahun 2009 sebagai respons dari Hari Tanpa Daging Internasional, merupakan titik balik penting bagi perubahan konsep vegetarian masyarakat Taiwan. Ia yang menjabat sebagai koordinator penyelenggara Senin Tanpa Daging pada waktu itu, aktif mengundang selebriti, pemerintah, sekolahan untuk turut mengambil bagian. Juga mengadakan press konferensi, rapat dengar, forum, parade dan lainnya. Sejak itulah keterkaitan vegetarian dengan perubahan iklim dan anti pemanasan global mengakar kuat di hati masyarakat.
Pada tahun 2014, gerakan perlindungan hewan berkembang pesat di Taiwan, hal ini juga saling merespons tren vegan yang diperkenalkan dari barat. Will Tuttle, penulis buku “The World Peace Diet” dikenal sebagai “Bapak Vegan Internasional”, pernah datang beberapa kali ke Taiwan selama tahun 2014 – 2019, menimbulkan pusaran angin yang juga menarik minat banyak orang untuk menyetujui dengan konsep kehidupan vegan (tidak menyantap makanan atau menggunakan produk hewani).
“Mengilas balik 30 tahun terakhir ini, dari vegetarian religius, vegetarian ramah lingkungan hingga vegetarian ramah hewan, bahkan sampai yang disebut vegetarian demi kesehatan, populasi vegetarian Taiwan terus berkembang. Konsep-konsep ini saling menyetujui, tumpang tindih, dan tidak menimbulkan efek pengusiran (crowding out effect), menjadi ciri utama budaya vegetarian Taiwan.” Chang You-chuan beranggapan, kini beragam jenis restoran vegetarian banyak bermunculan seperti rebung bermunculan setelah hujan, hal ini berkaitan dengan tren “vegetarian ramah lingkungan” dan “vegetarian ramah hewan”.

Direktur Utama International Vegan Industry Promotion Association (IVIPA), Philipopeye.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Dengan mengunjungi Pameran Industri Vegetarian Internasional Taipei yang diselenggarakan setiap tahun, dapat terlihat kemakmuran dan keragaman industri vegetarian Taiwan.
Vegetarian Juga Dapat Memerhatikan Nutrisi
Yang membedakan dengan vegetarian sebelumnya adalah kini konsep vegetarian mendapat pengaruh ilmu nutrisi luar negeri, lebih memerhatikan kandungan nutrisi. Untuk produk olahan makanan vegetarian, selain memerhatikan tampilan luar dan rasa yang disesuaikan dengan makanan non vegetarian, juga memerhatikan kandungan nutrisi, banyak merek produk daging nabati yang menambahkan bahan kandungan zat besi, seng (Zn), kalsium dan lainnya, tidak kalah dibandingkan dengan kandungan protein dan nutrisi lainnya yang ada dalam daging sapi.
Joice Chen, Direktur eksekutif dari Taiwan Vegetarian Nutrisi Society (TVNS), juga adalah seorang dokter gizi Taiwan yang memiliki sertifikat dokter gizi dari Amerika Serikat, ia memaparkan bahwa dirinya mulai menjadi vegetarian karena dipengaruhi tren Vegan saat ia mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Saat kembali ke Taiwan sekitar sepuluh tahun lalu, ia mendapati bahwa kebanyakan dari kaum vegetarian menekankan pada tidak membunuh makhluk hidup, tetapi kurang akan pemahaman tentang nutrisi.
Namun seiring dengan perubahan waktu, para vegetarian semakin menyadari bahwa untuk makan yang sehat juga memerlukan upaya yang tidak sedikit. Terlebih vegetarian yang paling sering kekurangan zat besi dan B12 yang lebih banyak terdapat dalam produk daging, dan kalsium yang kandungan tinggi pada susu, serta nutrisi lainnya.
Tetapi hidup di Taiwan yang memiliki cuaca yang hangat, sebenarnya juga memiliki banyak keuntungan, seperti kekayaan jenis bahan makanan dan keanekaragaman sayuran yang merupakan sebuah keunggulan besar. Joyce Chen berkata terus terang, para vegetarian bergantung pada sayuran hijau tua untuk melengkapi kebutuhan zat besi dan kalsium, di antaranya sayur bayam yang memiliki kandungan zat besi yang tinggi, sedangkan sayur sesawi India adalah bahan makanan dengan kandungan kalsium yang cukup tinggi, kedua jenis sayuran ini sangat umum dan mudah didapatkan di Taiwan.
Selain itu, karena kebiasaan makan dari orang Tionghoa, pada masyarakat luas Taiwan, jenis produk kedelai beragam dan banyak variasinya, mulai dari tahu, tahu kering, kembang tahu, kulit tahu, tahu goreng, tahu bau, tahu fermentasi dan lainnya, tidak terhitung banyaknya. Kedelai juga adalah jenis kacang-kacangan yang paling tinggi kandungan proteinnya, setelahnya adalah kacang kedelai hitam, kedua jenis kacang-kacangan ini merupakan jenis yang umum ditemukan di Taiwan, “bisa dikatakan, bagi non vegetarian yang ingin beralih ke vegetarian, pintu ambang batas Taiwan akan jauh lebih rendah dan mudah jika dibandingkan dengan negara barat.” Joyce Cheng mengatakan sambil tersenyum.
Taiwan juga memiliki banyak makanan super dengan nilai nutrisi sangat tinggi. Minyak biji teh (minyak camellia) dan minyak perilla yang disebut sebagai minyak zaitun dari timur, semuanya memiliki kekayaan kandungan Omega-3, asam lemak rantai panjang unik yang dapat memperlambat peradangan kronis pada tubuh yang umum dialami dalam masyarakat modern sekarang ini, juga dapat menyeimbangkan asupan Omega-6 dari minyak kedelai dan minyak sayur yang berlebihan pada masyarakat modern dengan pola makan di luar.
Joyce Cheng juga mengabsen sayuran liar Taiwan gelang biasa (Portulaca oleracea), juga bahan pangan yang kaya akan kandungan Omega-3. Jambu biji lokal (Psidium guajava) Taiwan adalah buah dengan kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Selain itu, Malaka (Phyllanthus emblica) yang sering ditemukan pada era pertanian, beberapa tahun terakhir ini, lembaga pertanian pemerintah aktif membina pembudidayaan malaka yang sangat tinggi kandungan vitamin C dan antioksidan, sering diolah menjadi bubuk buah, juga merupakan sumber makanan berkualitas dengan nilai nutrisi yang tinggi.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Direktur utama The Sustainable Healthy Diets Research Institute (SHDRI) Chang You-chuan (kanan 3) aktif turun ke jalan demi menyuarakan vegetarian. (Foto: SHDRI)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Ratusan Pilihan Vegetarian
Philipopeye yang bekerja di industri katering mengatakan terus terang, meskipun komunitas vegetarian Taiwan masih memiliki potensi untuk berkembang, tetapi pengaruh dari pandemi Covid-19 terhadap industri makanan sangat besar, epidemi menghentikan sementara makan di tempat, banyak restoran vegetarian besar dengan kapasitas tempat duduk banyak terpaksa mengumumkan penghentian operasi karena tidak mampu menghadapi biaya SDM yang tinggi.
Pasar-pasar yang dilepaskan ini menyebar satu per satu. Selain restoran vegetarian kecil bermekaran di mana-mana, seperti Yang Shin Group yang meneruskan kesuksesan dari dimsum vegetarian Yang Shin, dengan inovasi mengagumkan, kemampuan penelitian dan pengembangan untuk memelopori restoran vegetarian ala Korea, Yache dan Jiangshu-Zhejiang Cuisine, menjadikan restoran yang populer.
Secara keseluruhan dapat dikatakan, batasan antara restoran vegetarian dan non vegetarian sudah tidak terpisah dengan jelas lagi seperti dulu.
International Vegan Industry Promotion Association IVIPA menggelar “Pameran Industri Vegetarian Internasional Taipei” setiap tahun sejak tahun 2005, Selaku Direktur Utama IVIPA, Philipopeye mengamati, “produk makanan non vegetarian terus mengeluarkan produk baru, begitu pula dengan vegetarian.” Camilan vegetarian tempe dan kulit tahu menjadi pilihan baru populer pada akhir-akhir ini.
Selain itu, produk vegetarian juga banyak tersedia di supermarket Taiwan sebelum dan pasca epidemi. Goodie Vegie Taichung memperluas pasarnya ke utara, mendirikan Noemi di Taipei, CEF di distrik Zhonghe, New Taipei, juga ada “VES Supermarket” di Tainan dan lainnya, semua adalah miliknya.
Supermarket-supermarket ini telah menyapu nuansa religius yang kental di masa lalu, selain produk lokal Taiwan, dalam toko juga tersedia produk impor, suasana yang menyegarkan, menyenangan bahkan modis. Meskipun jumlah barang di toko ini masih jauh jika dibandingkan dengan jaringan supermarket tradisional, tetapi tidak perlu diragukan, jumlah dasar pelanggan vegetarian Taiwan telah mencapai tingkat stabil, dengan kematangan serta keragaman produk vegetarian dan produk olahannya.
Sejalan dengan ini, masih ada berbagai jenis bazar jangka pendek. Dari pelopor paling awal pada tahun 2015, Vegan Frenzy dengan penekanan “tanpa daging” dan tanpa plastik, konsep berkesinambungan dipadukan dengan pasar tanpa daging dipelopori tahun 2019; serta banyak pasar malam vegetarian kecil berkeliling ke pelosok Taiwan.
Fenomena ini semua mencerminkan apa yang ditekankan Chang You-chang, Taiwan sendiri adalah tempat beragam budaya kuliner. Sejak awal produk makanan vegetarian olahan Taiwan berupa tiruan daging ayam vegetarian, tiruan daging bebek vegetarian dan lainnya, pada pasar makanan dan minuman juga ada masakan kaiseki Jepang, yang dikenal karena penggunaan bahan-bahan makanan vegetarian. Dengan memanfaatkan kemampuan inovasi dan perpaduan budaya makanan dan minuman Taiwan, agar budaya vegetarian menjadi makmur dan beragam.
Dari beragam jenis sumber makanan asli hingga berbagai macam bahan makanan bionik, dari kedai makanan kecil pinggir jalan hingga restoran kelas atas, dari masakan ala Asia, barat hingga eksotik, semua ada di Taiwan, membuat para vegetarian yang hidup di Taiwan merasa bangga. Mereka sering mengatakan: Di Taiwan, makan vegetarian sangat leluasa, bahkan menyebutnya sebagai surga vegetarian, mereka juga mengundang lebih banyak orang untuk datang merasakan sendiri.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Beberapa tahun terakhir bermunculan supermarket vegetarian di Taiwan, dengan produk beragam, gaya toko yang menyegarkan dan modis.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Beragam bentuk pola makan vegetarian Taiwan, gambar menunjukkan salah satu bazar vegetarian: No Meat. (Foto: Jimmy Lin)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)