Kedatangan Komik Taiwan
Masa Keemasan Gelombang Ketiga
Penulis‧Lynn Su Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Farini Anwar
Juni 2025
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Gelombang kedua masa keemasan komik Taiwan muncul di media cetak, juga melahirkan banyak karya populer. (Foto: Kent Chuang)
Pada tahun 2022, Taiwan Panorama pernah mengulas tren pasar komik Taiwan. Saat itu, menghadapi “zaman keemasan gelombang ketiga”, industri komik Taiwan yang lahir pada tahun 2010, kebanyakan mereka yang bergerak di industri ini bersikap menanti dan melihat, “Apakah era zaman keemasan gelombang ketiga benar-benar akan segera tiba?” Pertanyaan tersebut kini dapat dengan yakin dijawab: Ya!
Komik Taiwan sempat melalui dua gelombang era terbaik, tetapi juga pernah melewati dua gelombang era terburuk. Era terbaik gelombang pertama pada tahun 1950-1960, didominasi oleh komik pendekar silat, dengan penulis ternama Ye Hong-jia, Chen Hai-hong, Hsu Mao-sung dan Liu Hsing-chin. Gelombang kedua kejayaan komik Taiwan berlangsung pada era tahun 1980-1990, dengan kreator komik ternama pada era ini seperti Ronald Chu (Zhu De-yong), Tsai Chih-chung, Ao Yu-hsiang, Loïc Hsiao, dan Chen Uen.
Namun, berhubung industri ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, perubahan zaman dan lingkungan terkait lainnya, masa keemasan gelombang pertama tiba-tiba berakhir dengan diberlakukannya “Peraturan Penerbitan Buku Komik”, sedangkan masa keemasan gelombang kedua berakhir dengan perubahan kebiasaan konsumsi dan waktu luang pembaca seiring tibanya era internet.
Memori komik di Taiwan sempat terputus. Awalnya, karena hanya perlu mendapatkan otorisasi, komik Jepang yang biaya produksinya lebih murah diimpor ke Taiwan dalam skala besar, sehingga pembaca tidak ingat lagi dengan rupa dari komik produksi Taiwan sendiri. Hingga tahun 2018, Museum Istana Nasional (National Palace Museum/NPM) untuk pertama kalinya menggelar pameran seni bagi komikus Chen Uen “The Legacy of Chen Uen Art Life & Philosophy”, menampilkan karya asli mengagumkan yang memadukan teknik melukis dengan cat minyak dan teknik percikan tinta dari lukisan tradisional Tionghoa, dan berhasil menarik setidaknya 100 ribu pengunjung dalam waktu singkat tiga bulan. Pengunjung banyak yang menghela napas, “Karya yang begitu indah ternyata dihasilkan dari tangan seorang komikus Taiwan? Kenapa kami tidak mengetahuinya?”

Moonsia (Sumber: LINE WEBTOON)
Komik Mendapat Pengakuan Sebagai Seni oleh Taiwan
Di masa lalu, komik sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan lingkungan. Di bawah pandangan masyarakat yang umumnya beranggapan bahwa budaya tradisional dan seni elegan barulah bentuk ekspresi yang benar-benar bernilai, konten dari komik yang umum kerap dianggap kekanak-kanakan dan vulgar.
Namun, seiring dengan kemajuan zaman dan perubahan sosial, terutama generasi yang mendapat pengaruh komik selama jangka panjang telah menjadi konsumen dengan kemampuan ekonomi yang baik, bahkan menjadi seorang kreator atau peneliti. Ditambah dengan meningkatnya apresiasi estetika, komik kembali mendapat keyakinan akan penampilannya dalam menarik minat pembaca dari segala tingkatan usia.
Masuknya Chen Uen ke ruang pameran tingkat nasional adalah salah satu contoh. Mantan Presiden Tsai Ing-wen pada masa jabatannya berulang kali menyampaikan pentingnya komik Taiwan sebagai industri konten. “Taiwan Comic Base” (TCB) yang berlokasi di Huayin Street, Taipei didirikan pada tahun 2019; dan setelah persiapan sekian lama, Museum Komik Nasional Taiwan (National Taiwan Museum of Comics/ NTMC) resmi dibuka di Taichung pada akhir tahun 2023. Semuanya adalah peristiwa yang bersifat indikatif atas pengakuan pemerintah terhadap komik.
Dengan ini, komik Taiwan yang untuk pertama kalinya dalam sejarah mendapat dukungan positif dari pemerintah, akhirnya memasuki era keemasan yang sebelumnya tidak pernah terjadi. “Status sosial, persepsi sosial, dan nilai budaya terhadap komik untuk pertama kalinya meningkat berkat dukungan negara,” kata Vicky Su, Ketua Pelaksana Asosiasi Promosi Komik dan Animasi Taiwan (Taiwan Animation and Comic Promoting Association/TACPA) dengan penuh keyakinan.
Kali ini, kami juga secara khusus mewawancarai Kepala Departemen Humaniora dan Publikasi di bawah Kementerian Kebudayaan (MOC), Yang Ting-chen. Ia mengungkit, toko buku di NTMC yang baru saja dibuka sengaja didesain menyerupai toko penyewaan buku, karena banyak orang yang semasa kecilnya memiliki kenangan sembunyi-sembunyi menyelinap masuk ke toko penyewaan buku. Fakta bahwa kenangan seperti ini direproduksi dan bahkan diperingati di museum nasional merupakan pembalikan evaluasi sejarah yang membuat orang tersenyum.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Pemimpin Redaksi Dala Publishing, Aho Huang yang berkecimpung di industri ini selama 35 tahun, dapat dengan mudah menceritakan sejarah singkat perkembangan komik Taiwan.
Komik Menjadi Lokomotif Industri Konten
Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chiun pada masa jabatannya sebagai Menteri Kebudayaan pernah menyerukan untuk “menjadikan komik sebagai kepala lokomotif industri cerita Taiwan.” Yang Ting-chen menjelaskan, dilihat dari industri konten, komik telah memenuhi persyaratan untuk karakter, papan cerita, dan narasi, lagipula mudah diterjemahkan untuk lintas bidang, oleh karena itu pemerintah menjadikannya sebagai fokus penting dalam mempromosikan industri budaya. Tindakan apa saja yang telah dilakukan pemerintah, selaku pembangun lingkungan industri untuk beberapa tahun terakhir ini?
Yang Ting-chen mengemukakan, pemerintah meluncurkan Proyek Dana Komik di bawah Program Pengembangan Infrastruktur Berwawasan ke Depan pada tahun 2018 untuk mendorong para kreator baru untuk terjun dalam industri ini. Sementara itu, Penghargaan Komik Emas telah mulai diberikan sejak tahun 2010 sebagai penghargaan tingkat nasional untuk karya komik unggulan. Yang patut menjadi sorotan adalah, pesta penganugerahan Penghargaan Komik Emas diselenggarakan dan disiarkan langsung oleh Taiwan Television (TTV) merupakan simbol kehormatan dan spesifikasi dari industri ini, sebanding dengan penghargaan “Tiga Emas” (Kuda Emas, Lonceng Emas dan Melodi Emas).
Vicky Su yang pernah menjadi anggota komite penasehat persiapan pendirian NTMC mengemukakan, para pengambil kebijakan pemerintah mengenai industri ini memulai dari sudut pandang konten dan kekayaan intelektual, selain memberikan penghargaan kepada para kreator, bersamaan dengan itu juga memasukkan pertimbangan dari pengembangan penerbit, pembinaan kelompok pembaca, pembangunan platform membaca, produk terkait, lisensi konten internasional, serta adaptasi untuk film dan televisi, yang telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan dan pengembangan industri secara menyeluruh.
Untuk Proyek Dana Komik, target dari penerima insentif tidak dibatasi hanya untuk para pencipta, cakupannya meliputi penerbitan, pemasaran, dan adaptasi di media lain. Cakupan kategori dari Penghargaan Komik Emas selain “Penghargaan Komikus Pendatang Baru”, “Penghargaan Komik Tahunan”, juga diberikan “Editor Komik Terbaik”, “Penerapan Lintas Bidang” dan lainnya. Sedangkan untuk lisensi konten internasional, apabila penerbit di luar negeri mengalami kendala dana untuk penerjemahan, maka dapat mengajukan permohonan subsidi dana “Program Insentif Penerbitan dan Penerjemahan” melalui MOC.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Chen Uen merupakan komikus Taiwan pertama yang menggelar pameran di Museum Istana Nasional (National Palace Museum/NPM) pada tahun 2018. (Foto: Kent Chuang)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Yang Ting-chen mengemukakan, komik telah memenuhi persyaratan untuk karakter, papan cerita dan narasi, memiliki keunggulan untuk beradaptasi lintas batas.
Hal-Hal Menakjubkan Terjadi Bersamaan di Tahun 2010
Tentu saja, kebangkitan hingga kejayaan komik Taiwan tidak hanya bergantung pada pemerintah.
“Banyak hal yang terjadi pada waktu bersamaan di tahun 2010.” Aho Huang, Pemimpin Redaksi Dala Publishing, menggunakan pembukaan yang dramatis untuk membicarakan sebab akibat dari zaman keemasan komik gelombang ketiga.
Dua kali masa gelap industri komik, baik itu tahun 1966-1989 atau tahun 2000-2010, kekosongan komik Taiwan secara bertahap diisi oleh komik Jepang. Meskipun secara sekilas, kelihatannya industri ini kekurangan saluran penerbit, tetapi keinginan untuk bercerita dari para komikus dan kreator tidak pernah lenyap, dan para pembaca juga tidak pernah meninggalkan mereka.
Pertama-tama, mencontoh konvensi dōjinshi Jepang (Berbeda dengan ekspo komik, konvensi dōjinshi adalah kegiatan di mana para pencinta komik berkumpul untuk saling bertukar, menjual karya orisinal berbasis komik lain dan produk terkait lainnya), beberapa kegiatan dōjinshi yang ikonik telah berhasil diselenggarakan di Taiwan.
Baik itu adalah konvensi dōjinshi Fancy Frontier (FF) yang didirikan pada tahun 2002 atau Comic World Taiwan (CWT) yang merupakan transformasi dari “Comic World” (CW), jumlah pengunjungnya terus bertambah dan mencatat rekor tertinggi.
Tidak lama setelah itu, “National Digital Archives Program” Academia Sinica meluncurkan buletin triwulan Koleksi Komik Kreatif (Creative Comic Collection/CCC) pada tahun 2009.
Konvensi dōjinshi memiliki hubungan dekat yang tidak dapat terpisahkan dengan CCC. Dikarenakan komikus Taiwan yang dapat tampil dalam publikasi komersial pada masa itu sangat sedikit, berdasarkan ingatan dari editor CCC, Wen Chun-ya, pada masa itu tim editorial CCC hanya dapat mencari pencipta komik yang dapat bekerja sama di konvensi dōjinshi. Tidak sedikit “illustrator besar” (pencipta komik populer atau ternama) bergabung dalam CCC, yang pada tahap awal non komersialnya (edisi 1-4), dibagikan secara gratis di pameran komik dan konvensi dōjinshi. Hal yang tidak disangka adalah, CCC yang pada waktu itu dicetak sebanyak 5.000 eksemplar setiap edisi, selalu habis dalam waktu singkat, bahkan tidak sedikit peminat yang rela mengeluarkan uang hanya untuk mendapatkan “cetakan ulang”.
Ini juga alasan mengapa CCC yang tadinya berencana hanya menerbitkan satu edisi saja, menjadi diterbitkan dalam jangka panjang, dan dengan pujian terus menerus, mendorong Academia Sinica untuk pertama kalinya “mentransfer” CCC ke Gaea Books menjadi produk penerbitan komersial resmi pada tahun 2012.
Mengulas balik peristiwa ini, CEO FF Vicky Hsu mengemukakan, pada masa ketika peluang bagi pendatang baru untuk melakukan debut komersial masih sangat langka, konvensi dōjinshi berperan sebagai tempat pembibitan bagi para pencipta konten komik. Para pencipta konten komik menggunakan konvensi dōjinshi untuk memproduksi sendiri dan memasarkan sendiri, terus menerus mengasah keterampilan pena mereka. “Pencipta konten komik keluaran era ini memiliki kepekaan pasar yang tajam, karena jika karya yang mereka gambarkan tidak bagus atau merasa terlalu percaya diri, tidak akan ada orang yang membeli. Untuk itu, mereka selalu berpegang pada konsep dan preferensi kreatif mereka ketika mempertimbangkan kegemaran pihak lain (pembaca).”
Karakter-karakter ini akan membuka jalan bagi gelombang keemasan komik Taiwan berikutnya.

Sebanding dengan penghargaan tiga emas, Penghargaan Komik Emas adalah penghargaan tertinggi dalam industri komik Taiwan. (Sumber: Kementerian Kebudayaan)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Koleksi Komik Kreatif (Creative Comic Collection/CCC) adalah katalisator masa keemasan ketiga untuk komik Taiwan.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Banyak “illustrator besar” berkumpul di konvensi dōjinshi. Mereka yang memiliki basis penggemar sendiri, membawa banyak perhatian pada “CCC” di hari-hari awalnya. (Sumber: Fancy Frontier)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Konvensi dōjinshi yang populer di Taiwan juga dianggap sebagai tempat pembibitan bagi para pencipta konten komik. (Sumber: Fancy Frontier)