Pulau Pegunungan Tinggi yang Menakjubkan
Alasan Mengapa Mereka Harus Datang ke Taiwan
Penulis‧Lynn Su Foto‧Jimmy Lin Penerjemah‧Maidin Hindrawan
Juni 2024
Banyak orang asing yang sudah lama tinggal di Taiwan, semua tanpa janjian menyatakan sangat menyukai pegunungan di Taiwan. Apa istimewanya pegunungan Taiwan sehingga begitu memikat hati mereka?
Jika naik pesawat kembali ke Taiwan dari selatan, akan terlihat puncak pegunungan tinggi yang megah menembus hamparan awan putih di sepanjang penerbangan, membentang hingga ke ujung seberang laut.
Pegunungan adalah fitur geografis yang paling menonjol di Taiwan. Mencapai 70% wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, di dalamnya ada 269 gunung, termasuk gunung dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut seperti Yushan dengan ketinggian 3.952 meter, puncak tertinggi di Asia Timur Laut.
Selain kaya akan sumber daya hutan pegunungan, Taiwan juga memiliki lingkungan yang sangat terpadu. Misalnya, kita bisa naik perahu dari pesisir timur Taiwan dan dalam waktu setengah jam akan dapat melihat paus dan lumba-lumba berenang di perairan laut dalam, sementara pada malam hari yang sama bisa menginap di pedalaman pegunungan Taman Nasional Taroko. Hal-hal biasa di mata orang Taiwan ini adalah hal-hal luar biasa bagi banyak orang asing.
Ini dikarenakan Taiwan secara geologis masih muda. Pulau ini terbentuk karena daratan terangkat akibat tumbukan lempeng tektonik Eurasia dan Filipina, ditambah dengan lokasinya yang terletak di antara zona iklim tropis dan subtropis memberikan keanekaragaman topografi dan hayati yang luar biasa dengan bentang alam yang curam.
Pemandangan pegunungan Taiwan seperti ini malah membuat wisatawan manca negara merasakan kesegaran baru dan kesan mendalam. Mike Lo, pelari gunung asal Ceko yang telah tinggal di Taiwan selama bertahun-tahun, sangat menyukai hutan pegunungan sehingga ia menjadi sukarelawan jangka panjang di Taman Nasional Shei-Pa.“Pegunungan di Taiwan sangat ‘liar’!”Mike Lo menjelaskan,“Di Eropa, sangat mudah untuk memasuki hutan, tapi di pegunungan Taiwan akan sangat sulit jika tidak ada jalan setapak.”
Untuk itu, hutan pegunungan lebih dapat mewakili Taiwan dibandingkan sumber daya wisata representatif lainnya seperti masakan lokal, teh, minuman kocok, pasar malam, Taipei 101 dan kuil. Khususnya, mengingat bahwa negara-negara tetangga juga memiliki daya tarik wisata yang sebanding seperti kuliner di Hong Kong, pasar malam di Thailand, dan kuil di kawasan pemukiman Tionghoa, maka pegununganlah yang benar-benar membuat Taiwan menonjol.
Sebagai puncak tertinggi di Asia Timur Laut, Gunung Yushan menarik perhatian pecinta pendakian gunung dari dalam dan luar negeri. (Foto: Edison Tours)
Jalur Tua Zhuilu di Taman Nasional Taroko adalah salah satu jalan setapak populer dalam beberapa tahun terakhir. (Foto: Edison Tours)
Setiap Orang Memiliki Jalan Sendiri
Oleh karena itu, banyak agen perjalanan yang menjalani“wisatawan inbound”sepakat menyebut bahwa, promosi wisata Taiwan dapat mengandalkan wisata pegunungan sebagai nilai jual utamanya.
Mengapa bisa? Taipei yang dikelilingi pegunungan adalah tujuan sebagian besar wisatawan yang datang ke Taiwan. Suatu pagi di hari kerja, kami mengikuti langkah Yang Chih-ming, pendiri Wildman International Travel & Tours, berjalan dari pintu keluar Stasiun Metro Xiangshan ke jalan setapak menuju Gunung Xiangshan.
Xiangshan (yang secara harafiah berarti Gunung Gajah) adalah salah satu dari empat gunung dengan nama binatang di sekitar Taipei, dan jalan setapak di sini adalah pilihan lokasi pendakian populer bagi penduduk kota pada akhir pekan. Lain halnya pada hari-hari biasa, di mana jalan setapak dipenuhi wisman dengan berpakaian bagus, dan bahasa yang terdengar sepanjang perjalanan bervariasi dari bahasa Jepang, Korea, Inggris, Prancis, dan Mandarin dengan logat Malaysia. Yang Chih-ming mengatakan, “Jika yang dibawa adalah grup Tionghoa Malaysia, sudah pasti inilah destinasi wisata yang mereka tunjuk.”
Berkaitan dengan maksud tujuan wisatawan datang ke sini, selain sepanjang perjalanan dapat melewati Enam Batu Xiangshan, alasan utama kunjungan wisata ini adalah berada di platform observasi dan menyaksikan panorama gedung Taipei 101 dari jauh. Saat senja, terkadang bisa terlihat orang asing berpesta kecil di sini, lengkap dengan makanan ringan dan minuman beralkohol.
Bisa dibilang, dikelilingi gunung adalah unsur kebahagiaan warga Taipei. Selain sistem jalan setapak yang mudah terjangkau di empat gunung dengan nama binatang, warga yang memiliki kebiasaan mendaki gunung juga dapat dengan mudah menemukan jalur pegunungan di dekat tempat tinggal mereka. “Ada sistem jalur Maokong di kawasan selatan, dan ada jalur kuno Tianmu serta jalur Taman Nasional Yangmingshan di Shilin dan Tianmu,” tutur Dennis Kuo, General Manager Edison Tours.
Dengan meningkatnya antusiasme untuk mendaki gunung dalam negeri Taiwan, pemerintah di semua tingkatan dari pemerintah pusat hingga daerah telah secara aktif melakukan inventarisasi, mengintegrasikan dan menghubungkan sumber daya jalan setapak di berbagai pelosok Taiwan. Dennis Kuo mengemukakan, tak peduli bagaimana kondisi fisik seseorang, apakah ada kebiasaan berolahraga, apakah bersedia membawa perlengkapan, apakah melakukan perjalanan pendakian selama satu hari atau beberapa hari, atau mempunyai hobi unik seperti mengamati burung dan kupu-kupu, mendaki puncak tertinggi Asia Timur Laut yaitu Gunung Yushan, melihat medan gletser, atau bahkan untuk merasakan budaya penduduk adat, “setiap orang dapat menemukan jalannya sendiri”di Taiwan yang kaya akan keanekaragaman sumber daya hutan pegunungan.
Edison Tours telah mengoperasikan perjalanan yang menargetkan pendakian gunung bagi wisawatan asing selama 36 tahun. Menurut Dennis Kuo, 70% wisman yang datang ke Taiwan akan mengunjungi Taipei dengan kondisi geografis yang cukup menarik. Baik sebagai pemanasan sebelum mendaki “gunung besar” atau sekadar untuk melihat-lihat pemandangan alam, Taipei memiliki cukup banyak objek wisata dan menawarkan beragam pilihan untuk agenda perjalanan setengah hari hingga satu hari.
Jalur Nasional Danau Jiaming sangat terkenal di kalangan wisatawan Malaysia. (Foto: Wildman International Travel & Tours)
Basin Taipei dikelilingi oleh pegunungan. Xiaoyoukeng (foto kiri) dan Qingtiangang (foto kanan), keduanya berada di Yangmingshan, memungkinkan pengunjung melihat sisi Taipei yang lain dari pemandangan perkotaannya.
Mendaki Jalur Bersejarah untuk Mengenang Makna Historisnya
Seiring meningkatnya kemudahan transportasi dan interaksi informasi, pariwisata mendalam telah menjadi tren. Pada masa sebelum ada jalan raya dan kereta api, jalan setapaklah yang menjadi jalur transportasi utama, dan dalam beberapa tahun terakhir jalur kuno ini telah menjadi cara yang populer bagi wisatawan domestik dan internasional untuk menjelajahi Taiwan. Jalur Tamsui-Kavalan menghubungkan Taipei, Keelung dan Yilan, dan terkenal dengan hamparan rumput silvergrass di musim gugur. Rute ini pernah ditelusuri oleh misionaris Kanada Dr. George Leslie Mackay, sehingga mengandung makna khusus bagi wisatawan Amerika Utara. Ada juga Jalur Bersejarah Hapen yang menghubungkan Kota New Taipei dengan Kabupaten Yilan; dan Jalur Bersejarah Fubayueling yang membentang dari Wulai di New Taipei hingga Gunung Lala di Taoyuan, selain membanggakan pemandangannya, juga memiliki keterikatan budaya dengan penduduk asli karena dulunya digunakan oleh masyarakat suku Atayal untuk berburu dan perkawinan campuran.
Di tengah terpuruknya industri pariwisata akibat pandemi COVID-19, Yang Chih-ming tetap aktif membantu pemerintah mengembangkan beberapa jalan setapak bertaraf nasional. Yang Chih-ming yang sering memimpin rombongan wisata selama sepuluh hari hingga setengah bulan ke luar negeri untuk mendaki gunung tinggi di negara-negara seperti Nepal, Malaysia atau Peru, dalam hatinya menganggap jalur klasik seperti Camino de Santiago di Spanyol, Kumano Kodō di Jepang, dan Jalur MacLehose di Hong Kong sebagai target. Ia berharap jalan setapak dapat berperan sebagai kartu nama yang berfungsi untuk memperkenalkan Taiwan kepada wisatawan internasional.
Salah satu darinya adalah Jalur Hijau Pegunungan ke Laut yang membutuhkan waktu lebih dari sepuluh hari untuk didaki, bermula dari permukaan laut di Taman Nasional Taijiang di Tainan hingga akhirnya naik ke puncak tertinggi Taiwan yakni Gunung Yushan pada ketinggian 3.952 meter. Yang Chih-ming dengan yakin mengatakan,“Secara internasional, ini adalah jalur yang sangat kompetitif.”
Rute representatif lainnya adalah Jalur Raknus Selu yang membentang dari Longtan di Taoyuan hingga Dongshi di Taichung. Perjalanan ini menyoroti interaksi antar kelompok etnis yang berbeda dari waktu ke waktu serta sejarah industri kapur barus di Taiwan. Taiwan adalah pemimpin dalam produksi kapur barus sejak akhir Dinasti Qing hingga era pendudukan Jepang, produk yang dibuat di sini dikirim ke seluruh dunia. Pada puncaknya, industri kapur barus lokal menyumbang 70% produksi global, peninggalan sejarahnya dipercaya bisa bergema di antara wisatawan asing.
Yang Chih-ming, yang dikenal di kalangan pendaki gunung sebagai “Yang Da”, menggunakan pegunungan untuk memperkenalkan Taiwan kepada orang asing.
Daxueshan adalah habitat bagi beragam jenis burung, merupakan atraksi yang wajib dikunjungi bagi pencinta burung yang datang ke Taiwan. (Foto: Lin Min-hsuan)
Pemandangan Spektakuler yang Tidak Boleh Dilewatkan
“Tahukah Anda? Gunung Yu (Yushan) di Taiwan lebih tinggi dari Gunung Fuji!” Begitulah kalimat yang sering diucapkan Dennis Kuo, yang kerap mengikuti pameran olahraga luar ruangan dan pameran wisata internasional.
Gunung terkenal apa di Taiwan yang mampu menarik wisatawan internasional? Yang paling terkenal adalah Yushan yang menyandang status sebagai puncak tertinggi di Asia Timur Laut. Pada medannya yang curam, pemandangan beragam spesies pohon dapat dinikmati dalam waktu singkat, dari hutan berdaun lebar menjadi campuran hutan berdaun lebar dan jarum, kemudian menjadi hutan berdaun jarum dan terakhir memasuki bioma tundra alpen. Daerah 200 meter terakhir sebelum tiba di puncak dipenuhi dengan kerikil yang hancur terhempas angin jangka panjang, membentuk pemandangan yang sangat langka. Satu-satunya kekurangan adalah adanya kuota 24 turis asing per hari di Villa Paiyun di atas gunung setiap harinya, maka tidak heran kalau para pendaki gunung bercanda, “Mendaki Gunung Yushan tidak sulit, yang sulit adalah mendapatkan tempat tidur!”
Gunung Xueshan, puncak tertinggi kedua di Taiwan, terkenal dengan lingkaran glasialnya dan sistem pegunungan yang mencakup destinasi pengamatan burung yang terkenal, Daxueshan. Ngarai Taroko di dekatnya, salah satu dari hanya dua ngarai marmer putih di dunia (yang satunya lagi di Italia) dengan kedalaman mencapai 800 meter, juga terkenal unik.
Yang Chih-ming yang mulai mendaki gunung dan bergabung dengan klub hiking di universitas, memberikan rekomendasi tertingginya pada Gunung Nanhu.“Dalam komunitas pendaki gunung, Nanhu disebut sebagai Raja Gunung,” tutur Yang. Bisa menikmati keindahan pegunungan, jurang, tebing, bebatuan aneh, matahari terbit, lautan awan, hutan pinus, sungai, air terjun, lembah dan pemandangan lainnya sekaligus, Gunung Nanhu adalah tempat dengan“lingkungan istimewa yang sulit tergantikan.”
Yang Chih-ming menceritakan sebuah anekdot sejarah yang mendukung preferensinya pada Gunung Nanhu. Pada era colonial Jepang, naturalis Tadao Kano mengundang gurunya dari Jepang, Kaoru Tanaka untuk melakukan perjalanan ke Taiwan. Datang dari tanah jauh, Tanaka meminta Kano memilih satu kawasan pegunungan yang paling mewakili Taiwan, dan Kano memilih Gunung Nanhu. Keduanya kemudian mendaki gunung dengan “aroma gletser” ini dan menemukan 12 cirque serta bentang alam glasial lainnya.
Keagungan pemandangan pegunungan sulit dijelaskan hanya dengan beberapa kata,“melihatnya sendiri daripada hanya mendengar,”tapi mampu membangkitkan keinginan yang kuat pada orang-orang.“Memang luar biasa indah!” seru Yang Chih-ming. Mana cukup perjalanan hanya beberapa hari saja? Minimum sepuluh sampai 15 hari dibutuhkan bagi grup wisata yang datang ke Taiwan khusus untuk mendaki gunung, dan umumnya lebih panjang lagi bagi wisatawan asing jangka panjang. Di sini, ada alasan mengapa“mereka”rela datang jauh-jauh.
Sebagai daratan yang terdorong ke atas oleh tumbukan tektonik dan terukir oleh aliran air jangka panjang, Ngarai Taroko menawarkan pemandangan dinding batu marmer putih tipis yang jarang ditemukan di mana pun di dunia.