Renaisans Bambu Taiwan
Gaya Hidup dan Budaya Bambu, Rebung
Penulis‧Mei Kuo Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Maria Sukamto
Desember 2024
Bambu yang indah semampai, subur bersemi sepanjang tahun, diabadikan oleh pelukis kondang Taiwan Ran In-ting dalam lukisan cat airnya “Rumah Dalam Kerumunan Bambu” yang mencerminkan kehidupan pedesaan yang dipagari bambu-bambu.
Sumber daya bambu Taiwan sangat berlimpah, tak bisa terlepas dari derap kehidupan masyarakat pertanian konvensional. Seiring dengan perkembangan teknologi, kegunaan bambu dari perlengkapan sehari-hari yang biasa menjadi lebih modern, bahkan menciptakan suatu gaya hidup baru.
Rebung hijau dari bambu oldhamii mencapai puncak produksi pada musim panas, bercita rasa manis lembut seperti buah pir, menjadi salah satu penganan favorit pada musimnya. Zhou Liang-fu kepala kecamatan Laoquan di distrik Muzha juga seorang petani rebung. Ia bersama anggota keluarganya mengajak kami mengeruk rebung oldhamii atau rebung hijau di hutan bambu. Sebelum berburu “rebung”, kami melakukan persiapan anti nyamuk dulu seperti memasang obat nyamuk diikatkan ke pinggang dan mengenakan sarung lengan.
Rebung adalah tunas di bagian akar bambu, “anakan yang masih muda” sebelum menjadi batang bambu yang tinggi, jenis bambu akan menentukan kapan waktu tepat untuk memanen rebung, seperti rebung ma dari bambu dendrocalamus latiflorus harus segera dipanen begitu ia muncul ke permukaan, sedangkan untuk rebung hijau oldhamii kalau sampai ia mencuat ke permukaan akan berfotosintesis, dan mengakibatkan daging rebung menjadi pahit, untuk itu sebelum mencuat ke permukaan harus sudah dipanen.
Zhou Liang-fu menuturkan, bambu menyukai lahan lembap, maka ketika memanen rebung bisa diamati beberapa faktor seperti bentuk permukaan tanah, apakah retak atau tidak dan juga apakah cukup lembap untuk memastikan lokasi rebung secara tepat. Memanen rebung di masa puncak produksi tidak akan membuat kita kecewa, karena akan muncul banyak sinyal rebung di permukaan tanah, ia menggali tanah dengan tangannya, maka muncullah pucuk rebung, dengan pisau rebung mengais tanah di sekelilingnya, sampai muncul rebung berbentuk tanduk sapi, setelah menemukan ruas bawah lalu dipotong dengan jitu, suara “sret” mengartikan sebuah rebung teraih! Satu buah, dua buah, tiga buah..... terkumpul hampir 20 rebung, suatu hasil panen besar.
Pasokan rebung hijau oldhamii di musim panas tidak bisa mencukupi permintaan pasar, Zhou Liang-fu mengatakan begitu dipanen segera diantar ke pasar dan langsung habis terjual. Harga penjualan sangat memuaskan, cara masak rebung hijau terbaik adalah direbus bersama kulitnya dalam air mendidih, lalu didinginkan dalam rendaman es atau dimakan bersama saus mayones, jadilah sebuah kudapan dingin yang sedap.
Kecamatan Laoquan distrik Muzha kota Taipei terbuka untuk umum mencari rebung sendiri, hiburan sekaligus pendidikan.
Cara mencari rebung, lihat dulu apakah tanah agak retak dan lembap, lalu memastikan lokasi rebung dalam tanah.
Bambu Nuansa Timur
Bambu adalah tanaman suku rumput-rumputan bambusoideae yang tumbuh subur dalam empat musim. Terdapat ribuan jenis di dunia ini, tersebar secara alami di manca benua kecuali benua eropa, bambu sangat menyukai lahan tropis yang lembap, 80% tersebar di Asia, terutama banyak tumbuh di Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang dan Taiwan. Tidak heran kalau bambu melambangkan nuansa timur.
Bambu terbagi menjadi bambu tumbuh berumpun dan tumbuh tersendiri, pertumbuhannya sangat pesat, rata-rata setiap hari bisa bertumbuh sepanjang 18 cm, bahkan lebih panjang lagi, dan bisa dipanen dalam waktu 3-5 tahun untuk pemanfaatan produksi. Bambu berfungsi untuk mengurangi erosi, ia berkembang biak dengan pesat, semakin sering membabat bambu-bambu tua, akan semakin menguntungkan tumbuhnya tunas-tunas baru guna meningkatkan kualitas bambu. Sebagian besar bambu berbunga sekali dalam seumur hidupnya, setelah itu akan mati, tetapi rimpang di dalam tanah tidak layu, karena 5-10 tahun kemudian, ia akan memunculkan tunas baru dan bertumbuh lagi menjadi hutan bambu dengan hijau zamrud yang rindang.
Sejak zaman dahulu kala, bambu sudah memainkan peranan penting dalam semua kegiatan manusia, keseluruhan dari bambu seperti, akar, rimpang, tunas, kulit luar, batang dan ranting serta daun semua memiliki kegunaan. Rebung bisa disantap, kulit bambu dianyam menjadi caping, daun bambu untuk pembungkus penganan bacang, ranting bambu untuk dibuat sapu, sumpit dan mainan capung-capungan. Sedangkan suluh bambu bisa dibuat suling, membangun rumah, membuat jembatan, dibakar menjadi arang bambu..... selalu menemani manusia dalam kehidupannya.
Sumber Daya Hutan Bambu Taiwan
Pakar bambu Taiwan Lu Chin-ming mengatakan iklim Taiwan lembap, curah hujan berkecukupan, sehingga bambu dan rebung bisa tumbuh dengan baik di daerah selatan hingga utara, dari lahan tanah datar hingga daerah pegunungan, gunung Hehuan dengan ketinggian 3,000 meter dari permukaan laut ditumbuhi penuh dengan bambu khas Taiwan yaitu bambu yushania niitakayamensis jenis bambu kerdil yang tumbuh liar di daerah pegunungan Taiwan.
Menurut penelitian Kementerian Pertanian (MOA), Taiwan memiliki lebih dari 89 macam spesies bambu, 25 spesies di antaranya adalah jenis bambu asli Taiwan. Data-data pertanian menunjukkan ada enam spesies bambu produk ekonomi penting di Taiwan, masing-masing adalah bambu ma, bambu moso, bambu duri, bambu hijau oldhamii, bambu rimpang panjang dan bambu makino spesies bambu khas Taiwan.
“Yang suka buang sampah sembarangan di gunung adalah babi hutan, rebung yang baru tumbuh langsung dimakannya.” Tseng Tsung-yao, periset Institut Penelitian Kegunaan Kehutanan Lienhuachih menemukan tumpukan kulit rebung yang berserakan di hutan bambu ma, ia menambahkan, babi hutan doyan rebung, kadang-kadang kera juga nimbrung menyantapnya.
Spesies bambu sinobambusa kunishii bertumbuh subur dan rimbun di bawah pepohonan, bambu kerdil yushania niitakayamensis dan bambu pseudosasa usawai keduanya spesies asli Taiwan. Tseng Tsung-yao menjelaskan bambu kerdil yushania niitakayamensis tersebar di daerah barisan pegunungan sentral yang sangat tinggi, sedangkan bambu sinobambusa kunishii dan bambu pseudosasa usawai tumbuh tersebar di daerah yang lebih rendah.
Bambu sinobambusa kunishii lebih kurus kecil tapi tegar, dulu dipakai oleh penduduk asli Taiwan sebagai panah untuk berburu, oleh karena itu juga dinamakan bambu panah, jadi rebung sinobambusa kunishii juga bernama rebung panah, yang bisa dimakan. Bambu pseudosasa usawai yang tumbuh di kawasan Yangmingshan, karena tumbuh dalam Taman Nasional Yangmingshan, maka dikenai peraturan cara pengambilannya.
Tseng Tsung-yao melanjutkan, bambu yang mulai dewasa di usia 3-4 tahun adalah waktu paling ideal untuk dimanfaatkan, bambu berusia di atas 4 tahun tergolong bambu tua, maka ada peraturan mengelola hutan bambu yaitu “3 dipakai 4 dibuang 7 tidak disimpan”, untuk itu harus membabat secara berkala, membuang bambu-bambu yang layu dan tua, guna mempertahankan kelestarian hutan bambu.
Industri bambu Taiwan sangat jaya di era tahun 1980 an, setelah produk plastik merajai pasaran, skala industri bambu di Taiwan semakin mengecil, tetapi budaya rebung dan ekonomi rebung tetap “berkesinambungan”.
Petani rebung Zhou Liang-fu mengatakan masa panen besar rebung di musim panas, rasanya manis lembut seperti buah pir.
Rebung yang multiguna, bambunya diproses menjadi benda seni, tunas rebungnya bisa dijadikan penganan enak. (Daging dan rebung kering masak kecap.)
Bambu makino masak sayur asin kering Moi Choi.
Rebung naga manis tumis jamur kuping.
Rebung dingin saus mayones.
Budaya Rebung
Rebung berserat tinggi, rendah kalori dan mengandung banyak nutrisi, sering menjadi hidangan lezat di meja jamuan makan. Ekuinoks musim semi sebagai garis batas, usai ekuinoks musim semi akan sering turun hujan musim semi, sehingga bermunculan “rebung bersemi pasca hujan”. Masa sebelum dan sesudah cengbeng ada rebung panah, kemudian disusul oleh rebung makino, rebung phyllostachys lithophila, rebung hijau oldhamii, rebung hijau kulit hitam, rebung ma, rebung naga manis, lalu setelah bulan Oktober penanggalan Imlek adalah masa subur untuk rebung musim dingin yaitu rebung “moso”.
“Semua rebung bisa diasup, tetapi tergantung teknik penanganannya.” Sambung Lu Chin-ming, rebung direndam dalam “air mengalir” setengah hari, lalu ditiriskan, dan dikemas dalam kantung serta dimasukkan ke lemari es, bisa dipakai untuk menumis daging atau dibuat sup juga sedap.
Orang Taiwan mahir memasak, demikian pula “budaya rebung” juga sangat kaya. Koki masak kantin karyawan Lienhuachih membuat hidangan-hidangan lezat dengan bahan dasar aneka jenis rebung: ada selada rebung hijau oldhamii manis yang dipotong kotak-kotak, rebung ma dimasak sup tulang iga kesukaan tua muda, rebung masak sayur asin kering moi choi makanan favorit jualan pedagang kaki lima, sering menjadi teman nasi lurou daging kecap cincang, lalu spesies yang baru beberapa tahun belakangan ini ditanam yaitu rebung naga manis ditumis bersama jamur kuping dan daging iris, sedangkan di hari tahun baru atau pesta makan ada hidangan rebung masak kecap bersama daging dan Jiang Sun produk Zhushan yaitu acar rebung dimasak dalam dadar telur.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, petani rebung generasi dua Li Xing-chen mengembangkan teknik pengemasan rebung dengan proses kedap udara tanpa obat pengawet, diekspor ke pasar masyarakat Tionghoa di Amerika, Kanada dan negara-negara lainnya.
Produk rebung musim dingin berjumlah sedikit, harganya paling mahal di antara jenis rebung lainnya, daerah produksi rebung musim dingin yang paling terkenal ada di Zhushan Nantou, Lugu, dan merupakan daerah-daerah yang mempunyai pasar rebung khusus yang langka terjadi di Taiwan. Misalnya pasar rebung Lugu hanya beroperasi di musim dingin, ini menunjukkan betapa terkenalnya rebung musim dingin ini.
Desa Zhushan adalah basis produksi rebung yang penting sekali di Taiwan, biasanya di meja makan setiap keluarga di saat tahun baru Imlek pasti terhidang lauk daging yang mewah, tetapi bagi orang Zhushan, lauk daging mewah mereka adalah rebung musim dingin. “Orang Zhushan kalau bertahun baru tidak menghidangkan menu rebung kecap, rebung masak juhi rasa bawang putih, belum bertahun baru rasanya.” Begitu memori periset Pemanfaatan Sumber Kehutanan Lin Yu-jen tentang tradisi warga Zhushan.
Selain itu, kudapan spesial orang Zhushan yaitu acar rebung Jiangsun terbuat dari rebung ma dipotong kotak kecil, dimarinasi dalam garam, tape kedelai dan herbal licorice. Jiangsun ini tidak terasa serat rebungnya dan menjadi makanan kecil kawan nasi.
Periset Lin Yu-jen dari Institut Riset Kegunaan Produksi Kehutanan melakukan penelitian mendalam atas bambu.
Keranjang bambu.
Terapan Inovasi Bambu
Seiring perkembangan teknologi, penerapan bambu dari yang biasa menjadi modern. Di ruang penelitian Lin Yu-jen banyak pajangan berbahan bambu seperti anyaman bambu, mainan anak-anak, arang bambu hingga butiran bambu untuk biofuel...... bagaikan naik mesin waktu, menyaksikan masa perkembangan bambu dari dulu hingga sekarang.
Lin Yu-jen yang bertugas membimbing industri pemanfaatan produksi bambu mengatakan, bambu makino Taiwan mempunyai ciri khas lentur sekali tidak mudah patah, sangat disukai orang Jepang sebagai bahan membuat pedang bambu, sedangkan bambu yang dibakar dalam suhu tinggi menghasilkan arang bambu bermanfaat untuk purifikasi udara.
Belakangan ini dunia internasional mulai mementingkan Emisi Net Zero, menciptakan ekonomi sirkuler untuk industri bambu. Lin Yu-jen menambahkan, pembentukan hutan kayu memakan waktu 20 tahun sebagai satu periode, tetapi bambu dalam waktu 3-5 tahun sudah bisa dimanfaatkan untuk produksi, daya sekuestrasi karbonnya 3-4 kali lipat daripada hutan kayu, telah dianggap sebagai sumber daya materi daur ulang yang berpotensi melakukan proses emisi net zero. Pemerintah mendorong para badan usaha mensponsori pembentukan hutan bambu, membangkitkan kembali industri bambu, menjadikan sebuah sirkulasi bersahabat antara aforestasi dan industri.
“Tetapi, penggunaan bambu dalam kapasitas besar masih tergantung pada usaha bangunan dari bambu yang membutuhkan jumlah bambu yang besar.” Demikian tambahan dari Lin Yu-jen.
Nilai ekonomi bambu setelah diproses akan meningkat, seperti bambu yang dibakar dalam bara panas menjadi arang, bambu bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari Bambu Hingga Bangunan Rumah Bambu
Arsitek Peter Kan dan Li Lu-chih adalah orang yang paling dini di Taiwan untuk terjun ke dunia modernisasi arsitek bangunan bambu dan realisasi jalan kesinambungan.
Pada tahun 2011, Peter Kan dan Li Lu-chih menjadi pelopor seluruh Taiwan, menekuni penelitian atas bangunan bambu, “Taiwan sering dilanda angin taifun dan gempa, sehingga tuntutan keselamatan bahan bangunan sangat tinggi dengan banyak pertimbangan.” Mereka mendirikan “Perkumpulan Bambu Taiwan” menggalakkan sumber daya bambu, bekerja sama dengan kalangan industri, pejabat pemerintah, dunia akademisi untuk meneliti terapan bahan bambu, mencari solusi anti jamur, anti keropos karena dimakan rayap, anti retak dan patah, juga harus tahan lama dan bisa diproses dalam suhu tinggi agar kering.
Teknik melekukkan bambu adalah faktor pokok dan wajib dibutuhkan dalam modernisasi arsitek bangunan bambu, Peter Kan dan kawan-kawan melakukan riset dan pengembangan atas sistem konstruksi pemasangan, pengikatan, penancapan untuk mengunci sambungan bangunan bambu, dan ini bermanfaat untuk membangun konstruksi bangunan bambu yang besar, mereka mengumpulkan ilmu pengetahuan tentang bahan dan teknik pemasangan ke dalam sebuah buku yang diterbitkan untuk berbagi akan konsep sumber daya alam.
Beberapa contoh arsitektur konstruksi bambu seperti CJCU Hall di Chang Jung Christian University Tainan dan paviliun Xianzhu sebuah kreasi seni publik di taman hutan Danan di kota Taoyuan. Lapisan logam tembaga merah melindungi atap bangunan bambu, menjadi pengayom yang nyaman bagi warga yang beraktivitas di sana, sekaligus membuka kesempatan dialog antara manusia dengan bambu dan lingkungan.
Peter Kan mengatakan “Berbeda dengan rumah kayu, rumah bambu lebih alami, kasar tanpa diolah”, bahan bambu meskipun membutuhkan pemeliharaan yang rajin, tetapi kesan bahan alami bambu memberikan rasa nyaman, dan ini sungguh patut!
Bahan yang alami bisa merealisasikan bangunan aritektur bambu yang seperti arti frasa mandarinnya “zhumeng: merajut impian”. Dalam lingkungan berkesinambungan, bambu memberikan segala kemungkinan.
Bangunan konstruksi bambu yang estetis mengandung nilai arsitektur berkesinambungan.