Terbentuknya Merek Komik Taiwan
Visualisasikan Kisah Taiwan kepada Dunia
Penulis‧Lynn Su Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Amina Tjandra
Juni 2025
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Vicky Su selaku CEO Fancy Frontier Festival, pernah menjabat sebagai konsultan Kantor Persiapan National Taiwan Museum of Comics (NTMC) selalu bersikap ambius ketika berbicara tentang komik.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah menitikberatkan “Poin Penting Bonus Subsidi untuk Kreativitas, Penerbitan dan Pemasaran Komik” (disingkat dengan dana subsidi komik), hingga saat ini telah menetaskan lebih dari 700 buku komik Taiwan yang telah beredar di pasaran. Hal ini membuat masyarakat penasaran dan bertanya-tanya tentang tahap selanjutnya, bagaimana rupa komik Taiwan?
Di zaman dengan perubahan industri yang pesat, munculnya bacaan daring Webtoon dengan tema cerita yang beragam ditambah lagi dengan platform bacaan semakin banyak, tren pasar mengarah segmentasi pembaca bahkan ke pembaca mikro. Namun untungnya, komik Taiwan mendapat dukungan nasional, dan pemerintah tidak terlalu menetapkan batasan peraturan dalam hal ini.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Merangkul Keberagaman, Menjelajahi Rupa Diri
Mengambil contoh penghargaan Golden Comic Awards (GCA), Ketua Pelaksana Asosiasi Promosi Komik dan Animasi Taiwan (Taiwan Animation and Comic Promoting Association/TACPA), Vicky Su mengatakan, “Karya pemenang dalam lima tahun terakhir ini benar-benar tidak terduga dan membuat semua orang terkejut.” Seperti beberapa karya yang memenangkan Golden Comic Awards di antaranya, pada tahun 2019, komik genre Yuri (Girl’s Love, GL) yang bertajuk “The Pink Ribbon”, komik “Time Swirl” bergambar unik yang memenangkan penghargaan tahun 2020, dan komik “The Lion in Manga Library” pemenang penghargaan tahun 2021, rata-rata tema yang diangkat bukan genre komik komersial tradisional.
Selain itu, pemenang utama untuk penghargaan tahun 2022, sebuah komik daring yang ada di platform Line Webtoon yaitu “The Witch and the Bull”, berhasil mendobrak penerbitan konvensional. Pada tahun yang sama, karya fiksi sejarah yang bergenre Yuri dengan tajuk “Fantastic Tales of Splendid Blossoms” juga berhasil memenangkan penghargaan komik tahunan. Pada tahun 2023, komik “The Incense Burner of Lust” karya komikus asal Hongkong, Lau Kwong-shing yang diterbitkan di Taiwan, untuk pertama kalinya komikus dengan status warga asing berhasil masuk nominasi. Vicky Su dengan yakin menyampaikan, “Keterbukaan untuk lintas batas dan sikap toleransi menjadi tinggi, hal ini menunjukkan otoritas pada masa tersebut bersikap terbuka, juga tidak berdasarkan wewenang sendiri untuk mendefiniskan apa yang dimaksud dengan ‘komik yang bagus’.”
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Komik “Wind Chaser under the Blue Sky” hasil kolaborasi antara Komikus Jason Chien dan the National Archives Administration of the National Development Council telah berhasil memenangkan International Manga Awards Jepang pada tahun 2023 terpilih sebagai komik unggulan. (© 2023 Jason Chien/National Archives Administration/ Gaea Books)
Dua Pencapaian “Ketenaran” dan “Kejayaan”
Kalau begitu, apa yang dimaksud dengan ‘komik yang bagus’?
Vicky Su beranggapan secara pragmatis, “Hal itu akan ditentukan oleh pasar, penghargaan internasional dan wewenang internasional untuk menentukan bagus-tidaknya sebuah komik.” Melalui suatu proses upaya keras, memang diakui komik Taiwan tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi juga mendapat sorotan dari luar negeri. Pimpinan redaksi Dala Publishing, Aho Huang juga mengusung beberapa indikator representatif sebagai informasi pendukung.
Pertama, International Manga Award untuk komikus non-Jepang yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang. Sebelum tahun 2011, meskipun ada komikus Taiwan dengan status perorangan ikut berpartisipasi, tetapi jarang sekali dapat memenangkan penghargaan, kategori penghargaan yang diperoleh hanya sekedar “dinobatkan” sebagai karya luar biasa. Hingga tahun 2011, karya “Make a Wish! Da Xi” karya komikus Cory berhasil memenangkan penghargaan untuk karya unggulan (medali perak) dalam International Manga Award ke-5, kemudian komikus Taiwan mulai konsisten memenangkan penghargaan ini. Pada tahun 2020 menjadi tahun yang sangat bersinar, beberapa komikus dengan karyanya seperti, “The Funeral Concerto” karya Rumui Yumin, “The Magician on the Skywalk” karya Ruan Guang-min, “Blossom” karya D.S., masing-masing menggondol penghargaan untuk karya unggulan terbaik dan memenangkan penghargaan emas, perak dan perunggu!
Kedua, Taiwan mulai mengerahkan tim nasional dengan nama “Paviliun Taiwan”, yang secara rutin berpartisipasi dalam berbagai pameran buku, pameran komik internasional seperti Festival Komik Internasional Angoulême di Prancis.
Secara keseluruhan dapat dikatakan, komik Taiwan mendapat berkah berupa gelar kehormatan dalam berbagai festival penghargaan seperti Penghargaan Komik Emas (Golden Comic Awards/GCA) dan Internasional Manga Award Jepang, dan publikasi dalam festival buku internasional selama bertahun-tahun, sehingga menumbuhkan pembaca internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas internasional semakin menyoroti Taiwan, dikarenakan berbagai faktor penyebab, membuat masyarakat internasional penasaran dengan industri komik Taiwan, secara bertahap memicu efek pembauran. Prediksi kasar yang disampaikan oleh Aho Huang menyatakan bahwa terdapat lebih dari ratusan hak cipta internasional komik Taiwan terjual selama tiga tahun terakhir, terlebih negara yang memiliki kekuatan komik, negara yang sangat menerima perbedaan budaya yakni Prancis dengan perolehan hak cipta lebih dari 60 judul buku, juga terjual hak lisensi di Italia hampir sebanyak 30 judul buku.
Di antaranya, karya “Day Off” yang paling diminati di pasar internasional dengan hak cipta internasional terjual untuk 9 negara, diikuti dengan komik “Funeral Director” dan “Son of Formosa” terjual hak cipta internasional untuk 7 negara, serta buku cerita bergambar “Yan” juga terjual 6 hak cipta internasional.
Berimajinasi tentang pembaca dari tempat nun jauh di Thailand dan Vietnam, yang menyukai komik genre yaoi, dan membayangkan bagaimana mereka dapat membaca komik “Day Off” tentang pekerja kerah putih di kota metropolitan yang menjalin hubungan Boy’s Love (BL). Atau mengadopsi kisah hidup dari penerbit Taiwan, Tsai Kun-lin dalam komik “Meanwhile Son of Formosa”, melalui sudut pandang anak-anak, dengan kemahirannya kisah ini dituangkan ke dalam bentuk komik ringan untuk menceritakan sejarah suram Teror Putih, dan komik ini mendapat sambutan antusias dari pembaca di Amerika Serikat. Lalu, pembaca yang berada di tempat yang jauh di Prancis, Italia, Spanyol dan Rusia, bagaimana mereka bisa dipengaruhi komik “Yan”, yaitu karakter super hero Dan dalam opera Peking yang membuat mereka terkagum-kagum….

Komik“The Witch and the Bull” yang berhasil memenangkan penghargaan utama GCA tahun 2022, menjadi terobosan baru menantang buku cetak komik konvensional. (Sumber: LINE WEBTOON)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Ketika industri komik dalam negeri telah berkembang pesat, maka secara alami akan bergerak keluar untuk menjelajahi dunia. Foto: industri komik Taiwan berinteraksi dengan penerbit asing, pembaca di dalam festival Komik Angoulême di Prancis, termasuk memamerkan naskah orisinal, menggelar seminar diskusi skenario dan acara pemberian tanda tangan. (Sumber: TAICCA)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Para seniman ikut serta dalam pembuatan karya komik. (Sumber: TAICCA)
Kabar Gembira dari Pameran Buku Internasional
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kadang-kadang terdengar komik Taiwan di pasar internasional.
Sebagai contoh komikus muda Gao Yan dengan karya “The Song about Green: Gather the Wind”, pada awalnya diterbitkan atas biaya penulis sendiri, sebuah cerita pendek yang berisikan 32 halaman. Karena kisah cerita dan gaya lukis yang mendetail, tanpa diduga menarik perhatian musisi Jepang, Haruomi Hosono, dan mengundang Gao Yan bergabung dalam pembuatan film dokumenternya. Kemudian, komiknya juga mendapat pengakuan dari penulis Jepang, Haruki Murakami yang mengundang Gao Yan menggambar sampul untuk buku barunya yang berjudul “Abandoning a Cat: Memories of My Father”. Mendapat pengakuan secara berturut-turut, lebih lanjut Gao Yan dengan mengembangkan karya pendeknya menjadi cerita panjang yang dituang dalam 2 jilid, diterbitkan dalam 2 bahasa secara bersamaan yaitu bahasa Taiyu (Taiwanese) dan bahasa Jepang. Setelah penerbitan komik ini, juga tercatat dalam daftar “Kono Manga ga Sugoi! (Komik Ini Sungguh Luar Biasa)” menempati peringkat ke-9 untuk kategori pembaca pria.
Alasan mengenai komik Taiwan mampu memicu kegemparan di pasar internasional, dapat ditelusuri dengan membahas pasar komik. Dikarenakan pasar komik internasional dengan pembagian utama yang terdiri dari komik Jepang (manga), komik Amerika Serikat (comik), dan komik Eropa (bande dessinée, BD). Selanjutnya, muncul bacaan yang berorientasi daring seperti komik Korea/Webtoon, dengan menitikberatkan penggunaan mekanisme yang berbeda seperti topik yang lebih luas dan mendalam, ekspresi artistik yang lebih kuat, novel bergambar yang pas untuk dinikmati oleh orang dewasa (graphic novel).
Di antaranya, komik Jepang tidak hanya memiliki keunggulan di Taiwan saja, tetapi juga mendominasi keunggulan di dunia. Bagaimanapun juga, di Prancis yang menganggap komik sebagai “seni ke-sembilan”, karena permintaan pasar yang sangat luas, banyak bermunculan penerbit baru yang mulai memerhatikan pasar komik Asia selain Jepang. Sementara kualitas komik Taiwan yang ditempatkan setelah Jepang, memanfaatkan tren internasional, berupaya mengejar kemajuan ini.
Sebelumnya, komik Taiwan pernah terlihat mirip dengan komik Jepang, para peneliti beranggapan komik Taiwan mendapat pengaruh dari komik Jepang sejak masa keemasan pertama.
Asisten profesor jurusan departemen sastra, bahasa dan budaya Taiwan dari National Taiwan Normal University (NTNU), Liu Ting-kang, yang mendalami penelitian komik Taiwan dalam masa jangka panjang mengemukakan, komik Taiwan memiliki penekanan yang sama dengan komik Jepang, “Menekankan struktur naratif (kishotenketsu), ada permintaan bagian lucu atau tohokan, dan mengakhiri tohokan, juga perlu mengatur alur cerita yang rasional dan memiliki hubungan sebab-akibat.”
Akan tetapi, tidak hanya demikian saja, Liu Ting-kang masih menekankan, komik Taiwan seringkali diupayakan untuk menciptakan suasana dan konsep artistik dalam gambarnya seperti komik Eropa.
Terbentuknya karakteristik tersebut karena mekanisme pasar domestik komik Taiwan yang belum matang sepenuhnya, sehingga gaya ekspresif tidak mengikuti tradisi arus utama. Selain itu, menurut pengamatan Vicky Su, setelah tahun 2000, jurusan desain visual dan animasi di kampus dan universitas Taiwan telah mendorong peningkatan sejumlah besar seniman bertalenta.
Karena mendapat suntikan dana subsidi komik, juga menarik tidak sedikit pelajar jurusan seni memilih untuk terjun dan berkarya sebagai komikus, sebagai contoh Chen Pei-hsiu dan teman sekelasnya M2, dan bersama 3 teman seangkatannya yaitu, Zuo Hsuan, 61Chi dan Tseng Yao-ching, masih ada Wu Shih-hung yang memenangkan The Raymond Leblanc Prize di Belgia, mereka semua adalah mahasiswa NTNU jurusan seni. Hal ini membuat orang teringat akan situasi unik di mana terdapat banyak lulusan komikus dari Fu-Hsin Trade and Arts School pada masa keemasan sebelumnya.
Secara keseluruhan, penyampaian cerita yang menarik, ekspresi artistik yang kuat menjadi karakteristik penting yang mudah didapati dalam komik Taiwan. Vicky Su beranggapan, komikus Taiwan memilih berdasarkan konten cerita, preferensi pribadinya, selain memperoleh keseimbangan pasar komersial dan target artisitik, juga menunjukkan subyektivitas Taiwan dan membuka jalan baru bagi komikus Taiwan untuk memasuki pasar internasional.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Komik “The Song about Green: Gather the Wind” setelah populer di Jepang, kembali beredar di Taiwan.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Komik “Lost Gods” karya Evergreen Yeh yang memadukan bentuk bacaan Shanghai “Lianhuanhua (atau serial gambar)” dengan karakteristik gaya komik Jepang. Komik ini mendapat sambutan hangat dari pembaca di Prancis.
“Visualisasikan” Komik Taiwan kepada Dunia
Komikus generasi muda berlatarkan sejarah dan budaya yang unik, menunjukkan rupa yang berbeda dengan karya yang dihasilkan satu generasi sebelumnya.
Liu Ting-kang menyebut, “Citra komik Taiwan telah terbentuk matang sepenuhnya”, klasifikasi komik Taiwan yang beredar di pasaran terbagi dalam beberapa kategori utama, komik yang dikembangkan oleh Koleksi Komik Kreatif (Creative Comic Collection/CCC) tentang tema budaya dan sejarah lokal yang paling representatif, misalkan komik “The Summer Temple Fair (or Rites of Returning)” karya Zuo Hsuan yang diadaptasi menjadi serial televisi. Dari sudut pandang Li Lung-chieh terhadap orang Belanda, mengisahkan Koxinga berbalik haluan dan melakukan perlawanan yang dalam komiknya “1661 Koxinga Z”. Komikus Juli bekerja sama dengan the National Archives Administration of the National Development Council menghasilkan “The Free China Junk”, dengan berdasarkan fakta sejarah, ia mendeskripsikan semangat bahari dan pemuda pengejar impian dan lainnya, semua ini merupakan karya luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini.
Selain itu, Taiwan merupakan model percontohan kesetaraan gender di Asia, termasuk di dunia komik pun tidak diragukan. Sebagai contoh penulis skenario yang terkemuka, Chien Li-ying dan komikus Huihui saling berkolaborasi menghasilkan komik “Tender is the Night”, Komik “Miss T’s Sexcapades in Japan” karya RiceDumpling yang mengisahkan pembebasan tubuh perempuan, atau komik “Guardienne (Tan Tsiu-niu)” karya Nownow yang mengombinasikan budaya dan sejarah, mengintegrasikan legenda cerita hantu dan otonomi perempuan di masa dinasti Qing. Apalagi, komik “Day Off” tentang pekerja kerah putih yang menjalin hubungan BL, saat ini mendapat pengakuan internasional dan dipublikasikan dalam multi bahasa.
Liu Ting-kang mengamati, meskipun komik Taiwan belum tentu bagus dalam arus utama kalangan komik komersial, akan tetapi pencapaian mereka dalam topik-topik seperti sejarah, budaya, LGBTQ sangat berprestasi. Pada era pasar buku yang tersegmentasi hingga ke pembaca mikro, malah sebaliknya dapat menarik perhatian pembaca khusus melalui karakteristik pokok bahasannya.
Jika mengilas balik, konten komik Taiwan yang sangat beragam, dengan pembawaan yang lincah, topik pembahasan yang seru, dan menyoroti kepedulian terhadap sesame. Bisa dikatakan, komik Taiwan menyingkap rupa masyarakat Taiwan masa kini.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Chen Pei-hsiu pernah menjadi seniman residensi di Blois, Prancis dan ia memanfaatkan pengalamannya tinggal di luar negeri untuk berkreasi. Karyanya memancarkan nuansa artistik yang mendalam. (Sumber: Chen Pei-hsiu)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
Liu Ting-kang yakin dengan masa keemasan perkembangan industri komik Taiwan ke-3 hingga saat ini, memiliki genre dan gaya yang semakin lengkap.
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)
.jpg?w=1080&mode=crop&format=webp&quality=80)