Karakter Grafis Ceritakan Kisah Taiwan
Hadir di Panggung Internasional
Penulis‧Cathy Teng Foto‧Chuang Kung-ju Penerjemah‧Yunus Hendry
Juni 2025

Dalam kolom pesan aplikasi LINE, sebuah stiker bergambar karakter “Meimei” dengan kalimat “Gaya kakak, kamu tak akan paham” menjadi representasi suasana hati. Di tangannya tergenggam minuman hasil kolaborasi antara karakter populer “Bugcat Capoo” dengan brand minuman kekinian. Karakter-karakter IP ini secara alami telah memasuki kehidupan sehari-hari kita, dengan visual yang lugas dan ekspresif, mampu menyampaikan perasaan, menyalurkan emosi, serta mencerminkan identitas diri layaknya teman dekat dalam keseharian.

Mei Mei berkolaborasi dengan idola virtual Hatsune Miku dalam serangkaian produk, menampilkan keahlian Mei Mei dalam berkostum. (Sumber: IN2 Creation)

Dari dinding MRT hingga instalasi seni di peron Green Mountain Line Danhai LRT, karya-karya Jimmy memiliki cerita, karakter, dan latar. Hal ini juga menjadikan partisipasi dalam seni publik sebagai ciri khas dan keunggulan merek Jimmy. (Sumber: Jimmy S.P.A. Company)
Lihat ke Sini! Karakter IP Taiwan yang Memikat Dunia
Dalam beberapa tahun terakhir, karakter Intellectual Property (IP) asal Taiwan mulai mencuri perhatian di panggung internasional. Ketua the Taiwan Character Brand Licensing Association (TCBLA), Cheng Wen-fu, mencontohkan DNA×CAT, karakter yang lahir pada 1998. Karakter ini menampilkan kucing menggemaskan dengan mata putih polos sebagai ciri khasnya, serta telah dikembangkan menjadi gim daring dan serial animasi. Serial animasinya bahkan mulai tayang pada 2020 di Chiba TV Jepang, menjadikannya serial animasi Taiwan pertama yang berhasil menembus stasiun televisi lokal Jepang.
Kuroro, si kucing kosmik adalah utusan khusus yang datang ke bumi dari planet jauh NGC6543 (Cat’s Eye Nebula). Dengan konsep cerita luar angkasa yang penuh imajinasi, karakter ini berhasil menarik perhatian penerbit buku anak-anak terkemuka Jepang, Poplar (ポプラ社), bekerja sama untuk menerbitkan serangkaian buku cerita. Selain itu, TV Tokyo Communications (TXCOM) juga menjadi mitra strategis Kuroro dalam pengembangan lisensi karakter di Jepang.
“Tea Girl”, karakter yang telah mencatatkan dua ratus juta kali tayangan di internet, menjadikan budaya teh yang universal sebagai daya tarik utama. Karakter ini mengubah berbagai jenis teh Taiwan menjadi sosok-sosok gadis imut bergaya anime, dan bahkan telah menandatangani kerja sama lisensi dengan perusahaan Jepang.
Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, the Taiwan Creative Content Agency (TAICCA) bekerja sama dengan TCBLA, memimpin delegasi untuk berpartisipasi dalam pameran lisensi di Jepang dan Korea Selatan. Proses seleksi untuk mendapatkan tempat dalam pameran tersebut berlangsung sangat ketat. Sekretaris Jenderal TCBLA, Sara Peng menjelaskan, bahwa TAICCA telah membangun mekanisme seleksi yang melibatkan juri internasional. Karakter-karakter IP dinilai berdasarkan potensi penerimaan pasar lisensi, gaya yang diminati, serta keunikan IP tersebut, untuk memastikan bahwa karakter yang terpilih benar-benar sesuai dengan selera pasar setempat.

Baru-baru ini, TAICCA bekerja sama dengan TCBLA, memimpin delegasi untuk berpartisipasi dalam pameran lisensi di Jepang dan Korea Selatan. Partisipasi ini membuahkan hasil yang signifikan, sekaligus menjadi ajang pembelajaran dan penyerapan pengalaman dari luar negeri. (Sumber: TAICCA, TCBLA)
Rasa Taiwan yang Mengakar
Dengan skala pasar domestik Taiwan yang terbatas, karakter IP mau tak mau harus membidik pasar internasional. Sara Peng mengatakan, “Mengintegrasikan unsur-unsur Taiwan ke dalam desain dan promosi karakter IP memerlukan strategi dan teknik tersendiri.” Ia mengambil contoh karakter “Taiwanimal”. Awalnya, karakter IP ini diciptakan oleh perusahaan Aoyi Branding International Co., Ltd. dengan inspirasi dari spesies khas Taiwan seperti rusa sika Formosa, beruang hitam Formosa, anjing kampung Taiwan, katak zhangixalus arvalis, serta kucing kuwuk. Meski sempat mengalami periode pencarian jati diri, tim akhirnya menemukan strategi yang tepat melalui berbagai pengalaman internasional. Mereka memutuskan untuk berfokus pada boneka berbahan lembut, dan memosisikan diri sebagai karakter yang menenangkan hati, mirip dengan konsep “Sumikko Gurashi”. Selain itu, dengan mengusung nilai-nilai pelestarian lingkungan, perlindungan ekosistem lokal, serta kecintaan terhadap bumi, konsep keberlanjutan yang mereka tawarkan berhasil menarik perhatian berbagai perusahaan yang memiliki visi serupa, sehingga mampu menemukan jalannya sendiri di pasar global.
Lee Yu-san, pimpinan Jimmy S.P.A. Company yang bertanggung jawab atas manajemen the Jimmy Liao Brand, mendefinisikan brand ini sebagai “membaca, perjalanan, dan kehidupan”. Menurutnya, narasi tentang “kehidupan” secara khusus dapat terhubung erat dengan semangat Taiwan. “Kesederhanaan yang tidak mudah, itulah sesungguhnya yang ingin ditampilkan Taiwan,” ujarnya.
Sementara itu, karakter “Mei Mei”, sosok gadis modis bertubuh besar yang mengusung pesan “percaya diri menjadi diri sendiri”, diciptakan oleh Bapak H.H. yang mengatakan, “Saya memberikan Mei Mei nuansa Taiwan yang penuh semangat, keberanian untuk mengekspresikan diri, serta daya juang pantang menyerah.”

Sekretaris Jenderal TCBLA, Sara Peng menyatakan bahwa pasar karakter IP Taiwan masih dalam tahap pertumbuhan dan memiliki potensi yang sangat besar. Foto ini memperlihatkan Sara Peng sedang berfoto bersama duta budaya Taipei Metro, Majimeow.

“Tea Girl” yang memiliki dua ratus juta penayangan di internet.

“Taiwanimal” terinspirasi dari spesies khas Taiwan, dipadukan dengan konsep keberlanjutan lingkungan, sehingga menarik minat perusahaan yang memiliki visi serupa untuk berkolaborasi. Musim panas ini, bekerja sama dengan petani teh Alishan, meluncurkan produk lisensi bersama, yang tidak hanya terhubung dengan karakteristik lokal, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai Taiwan. (Sumber: Teascent Valley, Taiwanimals)
Serangan Balik Mei Mei
Pada 2013, muncul sosok gadis bertubuh tambun bernama “Mei Mei” yang lantang langsung menusuk ke jantung kemunafikan dunia maya. Dengan gaya bicara lugas, ia mengoyak topeng-topeng kepalsuan di internet. Mei Mei adalah karakter ciptaan seorang pengamat sosial surealis bernama Bapak H.H, yang memperkenalkannya lewat media sosial. “Separuh jiwa Mei Mei sebenarnya adalah diri saya sendiri. Dulu, saya persis seperti Mei Mei, seorang anak gemuk yang hanya suka menggambar, menghabiskan hari-hari di kelas, dan lebih dekat dengan teman-teman perempuan. Karena sifat saya yang feminin, saya sering menjadi sasaran ejekan dan hinaan yang menyakitkan,” ujar Bapak H.H.
Kini, setelah waktu berlalu, Bapak H.H telah menemukan keberanian dan kekuatan dalam dirinya. “Melalui Mei Mei, saya ingin merefleksikan ketidakadilan sosial terhadap penampilan fisik seseorang. Saya juga berharap Mei Mei bisa menjadi sosok yang menghibur dan menguatkan mereka yang mengalami hal serupa,” katanya.

Mei Mei yang lugas, sarkastik, dan bermulut pedas adalah karya Bapak H.H. Interaksi kehidupannya yang nyata dan alami dengan sang pacar, Glasses Guy, sangat disukai oleh netizen. (Sumber: IN2 Creation)

Mei Mei yang lugas, sarkastik, dan bermulut pedas adalah karya Bapak H.H. Interaksi kehidupannya yang nyata dan alami dengan sang pacar, Glasses Guy, sangat disukai oleh netizen. (Sumber: IN2 Creation)
Manajer: Sosok di Balik Popularitas Karakter IP
Awalnya, berkat kehadiran karakter Mei Mei, laman Facebook milik Bapak H.H berhasil menembus angka satu juta pengikut hanya dalam waktu setahun. “Hebatnya lagi, hingga kini semua itu murni jangkauan organik, tanpa pernah mengeluarkan biaya iklan sama sekali,” ujar Ann Liao, Direktur IN2 Creation, perusahaan yang sejak awal mendampingi perjalanan Bapak H.H sebagai manajer brand tersebut.
Mengelola karakter IP yang bersifat komersial bukan hanya soal menjaga hak cipta, melainkan ketika diperbincangkan, karakter ini memiliki keunikan, keberagaman, dan kesinambungan. Sebuah IP karakter biasanya memiliki siklus hidup sekitar lima tahun. Oleh karena itu, pencipta harus terus-menerus menciptakan isu baru, memperbarui konten, agar perhatian penggemar tetap terjaga. “Selama sebelas tahun terakhir, kami selalu menetapkan tema pemasaran dengan siklus dua tahunan,” ujar Ann Liao. Pada tahap awal, Mei Mei hadir sebagai sosok gadis gemuk yang berani, lantang, dan lugas, dengan tema pemasaran “serangan balik”. Tahap kedua, Mei Mei mulai memasuki dunia “percintaan”. Selanjutnya, tema ketiga adalah “persahabatan”, yang menyoroti interaksi antar perempuan, obrolan hangat antar sahabat dekat. Di tahap keempat, Mei Mei mengangkat tema “sisi manusiawi”, membahas berbagai intrik kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa kecerdikan adalah bagian dari kebijaksanaan hidup. Dan kini, tema terbaru adalah “berjalan keluar”, “Apapun gender Anda, jadilah diri sendiri yang paling autentik dan percaya diri. Abaikan pandangan orang lain dan jangan terjebak dalam bingkai sosial.”
Dengan penetapan agenda dan eksposur tema yang konsisten seperti ini, semangat pemberdayaan perempuan yang dibawa Mei Mei bahkan melangkah jauh hingga ke ranah fashion internasional. Mei Mei tampil di New York Fashion Week, bekerja sama dengan desainer Justin Chou, lewat brand Just In XX, dan menyuarakan pesan, “Kecantikan tak hanya punya satu standar.” Pada 2021, Mei Mei tampil dengan gaya baru, rambut panjang dikuncir dua, berkolaborasi dengan idola virtual asal Jepang, Hatsune Miku, memperluas pengaruhnya hingga ke kancah budaya pop global.

Menggunakan stiker LINE untuk mengekspresikan suasana hati, humor dan gaya blak-blakan Mei Mei sangat populer. (Sumber: IN2 Creation)
Penghiburan dan Kekuatan dari Buku Bergambar
Jimmy adalah salah satu penulis buku bergambar yang terkenal di dunia berbahasa Mandarin. Karyanya telah dilisensikan ke lebih dari 20 negara dengan total lebih dari 200 macam lisensi. Karya turunannya telah ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk seperti drama musikal, seni pertunjukan, film, animasi, seni publik, hingga teknologi interaktif VR. Dia bahkan telah berpartisipasi dalam festival seni internasional seperti Echigo-Tsumari Art Triennial di Jepang dan Northern Alps Art Festival. Semua pencapaian gemilang ini tidak terlepas dari peran penting Lee Yu-san, pendiri Jimmy S.P.A. Company, yang menjadi pendorong di balik kesuksesannya.
Lee Yu-shan menjelaskan bahwa meskipun sama-sama berupa gambar, karya Jimmy berbeda dari karakter IP pada umumnya. Jimmy menciptakan buku bergambar yang berisi cerita lengkap dengan latar dan beragam karakter. Berbeda dengan manajemen seniman pada umumnya, brand Jimmy berfokus pada eksposur karyanya, bukan pada pribadi Jimmy sendiri. Selain itu, target pembaca buku bergambar Jimmy adalah orang dewasa berusia 18 hingga 35 tahun, yang membuat brand Jimmy memulai langkahnya sebagai “dongeng dalam dunia orang dewasa”.
“Keunggulan kami terletak pada cerita dan semangat di balik cerita tersebut. Karena itu, selain visual, kita harus membuat ceritanya terlihat,” kata Lee Yu-shan. Dalam perjalanan pengembangan brand, karya-karya Jimmy telah berkembang menjadi berbagai produk hiburan film dan televisi. Contohnya, film adaptasi “Starry Starry Night” yang memenangkan penghargaan di Busan International Film Festival, dan animasi “The Short Animation A Fish with a Smile” yang meraih penghargaan di Festival Film Berlin, Jerman.
Lee Yu-shan berpikir bahwa tahap selanjutnya dalam pengembangan brand adalah harus lebih proaktif dengan mempercepat pengembangan konten digital. Selama dua tahun berturut-turut, Jimmy S.P.A. Company terpilih untuk berpartisipasi dalam pameran lisensi Jepang. Dari sekian banyak karya Jimmy, Lee Yu-shan memilih “When the Moon Forgot” sebagai karya perintis untuk IP Jimmy, menjadikannya sebagai batu loncatan dalam memasuki kembali pasar lisensi Jepang.

Lee Yu-san menyampaikan bahwa kolaborasi “When the Moon Forgot” karya Jimmy dengan Hello Kitty dari Sanrio merupakan kali pertama merek Jimmy mencoba kolaborasi antar karakter. “Ini sama dengan kreasi turunan. Merek Jimmy sudah berusia lebih dari 20 tahun, sudah waktunya memberikan kehidupan baru bagi karakter-karakter tersebut.”

Jimmy S.P.A. Company melakukan berbagai upaya dalam menerjemahkan karya mereka, seperti mengadaptasinya menjadi film, musikal, dan drama panggung, guna menyebarkan cerita dan memperluas jangkauannya. Gambar menunjukkan poster film “Starry Starry Night” dan “A Fish with a Smile”. (Sumber: Jimmy S.P.A. Company)

Jimmy S.P.A. Company melakukan berbagai upaya dalam menerjemahkan karya mereka, seperti mengadaptasinya menjadi film, musikal, dan drama panggung, guna menyebarkan cerita dan memperluas jangkauannya. Gambar menunjukkan poster film “Starry Starry Night” dan “A Fish with a Smile”. (Sumber: Jimmy S.P.A. Company)
Pemandangan Kehidupan Sehari-hari
Pada 2015, Lee Yu-shan berinisiatif menulis surat kepada Fram Kitagawa, direktur artistik dan kurator Echigo-Tsumari Art Trienniale, yang membuka jalan bagi Jimmy untuk berpartisipasi dalam festival seni tersebut. Dengan lahan pertanian sebagai panggung dan seni sebagai jembatan, karya “Kiss & Goodbye” dipasang di Stasiun Tsuchishi dan Stasiun Echigo-Mizusawa yang terletak di jalur kereta JR Iiyama.
Pada 2018, Jimmy kembali berpartisipasi dalam pameran. Tahun ini, Jimmy dan timnya kembali mengunjungi Niigata. Lee Yu-shan dengan antusias menggambarkan konsep baru, “Kiss & Goodbye - Kenangan Berharga yang Terlupakan”. Terinspirasi dari Stasiun Tsuchishi dan Stasiun Echigo-Mizusawa, Jimmy merancang miniatur stasiun-stasiun yang berdiri seperti kotak surat di sekitar stasiun aslinya. Anggota tim terlebih dahulu mengumpulkan barang-barang berharga dari penduduk lokal untuk dipamerkan di dalam stasiun-stasiun kecil tersebut, seperti pengingat yang kerap muncul dalam karya-karya Jimmy, jangan lupakan keindahan masa lalu.

Pada tahun 2015, Jimmy menciptakan karya “Kiss & Goodbye” dan berpartisipasi dalam “Echigo-Tsumari Art Triennial” di Jepang. Seni sebagai jembatan, menghubungkan manusia dengan alam. Dengan hadir di lokasi, berinteraksi dengan penduduk setempat dan pengunjung, seperti yang dikatakan Lee Yu-san, yaitu untuk melihat orang-orang di lokasi, mengetahui seperti apa mereka, yang akan membantu dalam mengelola sebuah brand. (Sumber: Jimmy S.P.A. Company)


